Alya (Lidya Alya), Ninda (Haninda Aulia), Sarah (Maisarah Hafni), Asma (Asma Marha), Fina (Hadfina Arinah), Nia (Aisya Dania), dan Liya (Liyana Zahirah). Tujuh remaja ini adalah remaja pembentuk dan penggerak organisasi Teen in Islamic World. Mereka ini adalah remaja-remaja yang rajin, cantik, cerdas, baik dan sopan. Memang pembentukan organisasi ini belum berlangsung lama buktinya aja anggotanya baru sedikit. Pelopor organisasi ini adalah Alya dan tujuan dari organisasi ini sendiri adalah untuk menarik remaja-remaja jaman sekarang ke jalan benar yang emang udah melenceng dalam segala hal, apalagi dalam hal agama. Contohnya dalam hal akhlaq.
Alya dan kawan-kawan mengadakan event-event tertentu untuk menarik perhatian kepada anak-anak remaja. Memang tadinya Alya Cuma berdua sama Ninda tapi mereka terus berusaha untuk menambah anggota dalam organisasi Teen in Islamic World. Mereka sudah mengadakan baru sekitar tiga event di tempat yang berbeda, dan hasil dari ketiga event itu menambah anggota sebanyak lima orang. Ya.. lumayan lah, dari pada gak nambah sama sekali.
Event pertama yang dilaksanakan oleh Alya dan Ninda gagal total, karena kurangnya masukan atau ide untuk event mereka. Dalam event pertama ini Alya dan Ninda hanya menyebar luaskan brosur yang mereka buat ke banyak sekolahan. Dimulai dari tingkat SMP, memang target utama mereka adalah anak SMP. Dalam brosur itu hanya disetai dengan informasi-informasi tentang Islam yang berupa tulisan dan akhir dari brosur itu adalah kata-kata promosi.
Alya dan Ninda merevisi ulang brosur mereka. “Alya, kayanya emang kita salah deh ngebuat brosurnya, menurut aku sih ini brosurnya terlalu kaku buat anak-anak remaja jaman sekarang, iya gak sih? Soalnya sebagian besar anak remaja jaman sekarang kan males baca tulisan yang panjang dan banyak. Jadi kita harus meringkasnya lagi dan menambahakan sedikit hiasan di sekitar brosur dan sekalian keterangan undangan yang jelas.” Kata Ninda. Alya pun menjawab “Mmm.. iya juga sih? Lantas kita harus gimana dong? Harus ngerubah lagi brosurnya? Terus kita juga harus nyetak lagi gitu? Kalau kita nyetak lagi brosurnya, apa uangnya cukup, Nin?”
“Mmm…! Gimana kalau kita simpen dulu uang yang bakalan dipake buat bikin undangannya, kita pake uang itu untuk ngadain event yang kedua aja.” Ujar Ninda. Dan Alya menjawab “aku takut kita bad luck lagi nih.”
“Udah gak usah dipikirin tentang bad luck yang kemaren-kemaren! Yang penting sekarang pikirin aja dulu buat planning kita besok, oke!” jawab Ninda singkat.
Dan Alya pun mulai berpikir, maksud dari jawaban Ninda tadi. “Mmm.. maksudnya apa sih? Kalau engga bikin undangannya siapa yang mau datang? Pada tau aja engga?” pikir Alya, ia terus berpikir.
Di malam hari sekitar jam dua belas malem Alya terbangun dan melaksanakan solat tahajud, Alya memang terbiasa solat tahajud bahkan saking seringnya Alya melaksanakan solat sunah muakad itu sampe ia terbangun dengan sendirinya. Udah beres solat Alya langsung berdoa dan memohon ampun kepada Allah SWT, Alya juga meminta kepada Allah SWT agar dipermudah dalam menjalani semua planningnya.
Setelah itu Alya tertidur kembali karena memang ketika itu malam semakin larut menjelang pagi. Ternyata ketika Alya sedang tidur ia bermimpi mendapatkan sebuah petunjuk. Petunjuk itu adalah sebuah cahaya yang memancarkan wujudnya. Alya mengikuti arah cahaya itu dan ternyata setelah Alya sampe di tempat asal cahaya itu ada sebuah Al-quran, tiba-tiba tempat itu menghilang dalam sekejap. “Astagfirullah!” ucap Alya (terbangun), Alya terus beristigfar memohon ampunan kepada Allah SWT.
Ternyata Alya bangun pas waktu subuh tiba. Akhirnya Alya solat untuk menenangkan hatinya. Sesudah itu Alya penasaran dengan mimpinya malam itu. “duuhh.. gimana ya? Papa sama mama belum datang, aku harus share sama siapa nih?” Alya bingung, yang ada di pikiran Alya cuma pengen share sama orang terdekatnya, kalau share sama mbok minah Alya takut ngeganggu si mbok yang lagi tidur. Nelpon mama papa no nya sibuk, akhirnya Alya nelpon Ninda.
“Assalamu’alaikum!” salam Alya,
“Waalaikumsalam..! maaf ini siapa ya?” jawab Ninda.
“Maaf nin! Ini aku Alya, pake no rumah. Ninda maaf ganggu waktunya ya! Aku mau Tanya tentang yang kemarin kamu omongin sama aku itu maksudnya apa? Kita gak usah bikin undangan? Aku kurang ngerti nin.” Urai Alya, dan Ninda menjawabnya,
“Oh! Soal itu, masa kamu gak ngerti Al? ya kita gak usah bikin undangan, kita pake uangnya buat ngebikin eventnya aja.” Jawan Ninda singkat.
“Ya..! aku gak ngerti bagian kita gak usah bikin undangan itu gimana maksudnya? Kalau kita gak bikin undangan siapa yang tau kita punya event? Boro-boro dateng Nin?” jawab Alya.
Ninda hanya tersenyum, dan menjawab.
“Hahaha..! masa temen ku yang pinter nan cantik ini gak ngerti maksudnya sih?”
“Loh kok kamu malah ketawa gitu sih nin? Aku bener-bener gak ngerti maksud kamu Ninda! Kasih tau aku dong biar aku tau.. please! Ya.” Mohon Alya.
“Oke, oke! Tenang aja Al, aku bakal ngasih tau kamu. Ehmmm… maksud aku tuh kita sebarin undangannya jangan lewat brosur atau media cetak kaya majalah, soalnya kalau lewat brosur atau majalah belum tentu orang-orang ngeliat brosur kita, iya engga sih?” jawab Ninda.
“Lantas? Kita pake apa buat nyebarin undangannya, Ninda?” Tanya Alya.
“Aduhh… Ampun deh Alya! Kamu sering browsing di internet kan? masa kamu gak ngerti maksud aku? Kamu pasti tau kan di internet itu kita bisa pake fasilitas website kaya yang jualan di internet? Shooping online? Kita juga pasti bisa bikin website di internet buat ngundang orang-orang dan pasang iklan di internet, kalau pasang iklan di internet aku yakin banget uang kita cukup lah meskipun kayanya bakalan abis.” Jawab Ninda.
“Oh…! Gitu ya nin? Hehehe, maaf deh! Kemarin emang aku gak terlalu ngerti apa yang kamu maksud. Tapi kalau uang kita engga cukup sama sekali kita harus ngelakuin apa nin?” Tanya Alya
“Hahaha.. baru loading neng? Mmm.. ya menurut aku sih kita juga bisa ikut jualan di internet biar gak terlalu banyak makan waktu dari pada kita harus nabung. Produk yang kita jual bisa kerudung, baju muslim atau engga bawahan rok, kita ngambilnya produk dari produksi pabrik kain kamu dan mengolahnya di Ninda taylor. Betul tidak? Do you agree with me?” jawab Ninda.
“Oh! Begitu.. yeah! I’m agree with you. Good idea! Good job! Haha..” jawab Alya.
“Nah gitu dong.!” Jawab Ninda singkat.
“Oya, Nin! Barusan aku mimpi aneh nin!” Kata Alya.
“Mimpi apa Al?” Tanya Ninda
“Aku mimpi dapet cahaya terus cahaya itu nunjukin satu tempat ke aku, ya aku cari tempat itu tapi tempatnya jauh banget. Eehh.. pas aku nyampe ada Al-quran di tempat nya tuh, Al-quran nya tuh bagus banget nin. Tapi pas aku bilang “Subhanallah” Tiba-tiba tempat itu ilang aja. Gak tau kenapa deh, aku kaget banget nin! Rasanya tuh kaya ada yang mau ilang dari diri aku sendiri.”
“Ah.. itu Cuma perasaan kamu aja yang lebay! Makannya Alya kalau mau bobo tuh harus baca dulu bismillah. Tutupin semua jemari kita sama bacaan bismillah terus baca doa sebelum tidur. Pasti kamu lupa y abaca bismillah sama doa nya?” Tanya Ninda.
“Hehehe, aku lupa baca doa sebelum tidurnya nin, aku keburu ketiduran soalnya badan aku udah low banget.” Ujar Alya.
“Tuh kan!”
“Hehehe, makasih banyak ya Ninda. Maaf banget aku udah ganggu kamu, Oya.. Ninda jangan lupa yee nanti ba’da ashar di masjid Ar-Rahman! Okey, see you afternoon, Assalamu’alaikum.” Salam Alya
“Iyee.. sama-sama! Engga kok. Malah aku seneng bisa bantu kamu, Iya insyaallah aku datang ya! Wa’alaikumsalam.” Jawab Ninda.
Akhirnya Alya tidak ragu dan gelisah lagi. Sekarang waktunya buat mandi dan siap-siap ketemu mama buat ngasih tau biar Alya diizinin ngirim kain ke Ninda taylor, karena memang kebetulan mama Alya dan mamanya Ninda temen bisnis.
Sore pun tiba, akhirnya Alya dan Ninda bertemu dan membicarakan soal planning kedepan organisasi mereka. Setelah lama berbincang akhirnya mereka memutuskan untuk mulai memilih kain yang bagus dan mencari model-model pakaian muslim yang akan dijual.
Tak terasa waktu telah berjalan dengan cepat secepat kilat. Alya dan Ninda mulai merancang-rancang pakaian yang akan dijual. Sementara ini ada sepuluh rancangan pakaian dari mulai kerudung, baju muslim dan bawahannya. Alya sengaja membentuk website terlebih dahulu dan iklannya, biaya pasang iklan dikasih sama mamanya Alya. Ternyata setelah dibuka ada orang yang mau masuk jadi member, mereka berjumlah lima orang yaitu Sarah, Asma, Fina, Nia dan Liya.
Alya dan Ninda langsung kontak mereka dan memanggil mereka karena mereka adalah orang-orang pertama yang mau jadi member organisasi mereka. Dan alhamdulilah mereka semua berdekatan rumahnya dan besok bisa langsung bertatap muka sama mereka. Alya dan Ninda akan ngebentuk mereka sebagai admin dari organisasi Teen in Islamic World.
Keesokan harinya mereka pun berkumpul di tempat yang sudah direncanakan oleh Alya dan Ninda kemarin, Masjid An-Nas jadi pilihan Alya dan Ninda. Sarah, Asma, Fina, Nia, dan Liya sangat antusias menghadiri undangan Alya dan Ninda. Sampe mereka dateng satu jam lebih cepet karena antusiasme dan semangat mereka yang membara.
“Kak Sarah! Sekarang jam berapa sih? Kok kak Alya sama kak Ninda belum dateng sih? Aku udah gak sabar pengen ketemu sama kak Alya dan kak Ninda, kira-kira kak Alya sama kak Ninda dateng engga ya?” Tanya Liya.
“Sekarang udah jam sembilan! Sabar dulu ya, kan tadi kita yang dateng lebih cepet. Mungkin kak Alya sama kak Ninda lagi ada di jalan. Gak mungkin kak Alya dan kak Ninda engga dateng kan mereka sendiri yang punya acaranya.” Ujar Sarah.
“Aku juga udah gak sabar nih! Pengen nimba ilmu sama kak Alya dan kak Ninda. Pasti mereka orang-orang yang asyik dan menyenangkan.” Ucap Fina.
“Ya! Aku juga udah gak sabar kak. Hehehe, kak Sarah telpon kak Alya nya dong! Bilangin kita udah nunggu kak Alya disini dan gak sabar buat ketemu sama kak Alya dan kak Ninda.” Kata Liya.
“Tunggu dulu ya, kita tunggu kak Alya dan kak Ninda sekitar lima belas menit lagi! Kalau lima belas menit ke depan kak Alya sama kak Ninda belum dateng baru kita telpon.” Jelas Sarah.
“Yah.. ya udah deh, gapapa. Aku bakal nunggu. Emm… bismillah!” Kata Liya.
Belum beberapa lama Alya dan Ninda pun tiba di tempat. Sarah, Asma, Fina, Nia dan Liya menyambut Alya dan Ninda dengan salam yang hangat.
“Assalamu’alaikum ukhti!” Salam Sarah, Asma, Fina, Nia dan juga Liya. Yang paling tersenyum riang bahagia adalah Liya.
“Ukhti, kami yang follow website nya Teen in Islamic World. Saya Sarah! Ini ukhti Alya dan Ninda kan? Kami sangat mengenali wajah dari ukhti Alya dan Ninda.” Jelas Sarah.
“Waalaikumsalam!” Jawab Alya dan Ninda.
“Iya, betul! Kami adalah Alya dan Ninda pembentuk Teen in Islamic World. Jangan panggil kami dengan sahutan ukhti cukup Alya atau Ninda saja ya, biar lebih akrab dan nyaman pastinya.” Jawab Alya yang tersenyum.
“Ya, baik ukhti! Eh.. Alya maksudnya.” Jawab Sarah.
“Oke! Sekarang aku pengen tau nama dari temen-temen semua yang ada di sini.” Ujar Ninda.
“Kita cari tempat yang enak ya.. buat mulai greeting diri masing-masing dan hari ini rencananya kita bakalan meeting tentang Teen in Islamic World, aku Alya dan temenku Ninda juga bakal ngasih tau all about Teen in Islamic World, dari mulai pertama dibentuk sampe planning yang bakal di jalani sama-sama.” Jelas Alya.
Dan akhirnya tempat yang dipilih adalah teras masjid. Dari mulai Sarah sampe Liya memperkenalkan diri masing-masing dan mereka juga nulis biodata lalu dikumpulkan ke Alya dan Ninda. Greeting udah dijalani dan acara selanjutnya adalah meeting, Alya dan Ninda menjelaskan all about Teen in Islamic World kepada Sarah beserta temen-temennya. Acara pertama udah selesai, semuanya pulang tapi sebelum pulang mereka pada solat dzuhur dulu.
Keesokan harinya kabar buruk dateng dari Alya. Papanya Alya tabrakan dan langsung meninggal di tempat kejadian. Ketika Alya tau ia sangat terpukul, karena Alya deket banget sama Papanya. Rencananya sih hari ini mau ngirim kain ke Ninda Taylor tapi suasananya lagi berduka, untuk sementara waktu ditunda dulu acara ngirim kain ke Ninda Taylornya.
Waktu itu yang paling histeris itu mamanya Alya, kalau Alya nya sih nangis gak begitu histeris kaya mamanya, badan Alya juga lemes banget apalagi waktu Alya liat jenazah papanya. Semua temen-temen di Teen in Islamic World dateng ke rumah Alya dan mengucapkan turut berbela sungkawa.
“Yang sabar ya Al! aku tau kamu orang yang kuat. Ini semua ujian buat kita untuk melatih kesabaran agar kita naik kelas ke kelas orang-orang yang sabar menghadapi semua ujian dari illahi robbi, Allah SWT.” Kata Ninda. Alya hanya diam dan termenung.
Dari motivasi yang dikasih sama Ninda ke Alya itu, Alya semakin terpacu buat terus berkarya, Alya makin rajin di sekolahnya apalagi soal ibadah Alya makin deket sama Allah SWT dan Teen in Islamic World makin maju karena Alya yang tekun, ulet, sabar dan semangat.
Penjualan pakaian muslim di internet semakin laris. Pakaian muslim bermerek Alya&Ninda itu udah menembus pasar mancanegara loh dan anggota Teen in Islamic World juga udah meluas sampe ke mancanegara juga. Dan setiap anggota Negara itu pasti punya acara diskusi masing-masing. Baru satu taun organisasi Teen in Islamic World berjalan sekarang followers nya udah satu milyar lebih loh dari seluruh umat muslim yang ada di mancanegara.
