Senin, 04 Agustus 2014

Jaman Ababil Hobi Galau :D


Saksi Bisu :v wkwkwk :D

Halohaaaa semuaa nyaaaaaa..... :D
piye kabare? was macht du? kumaha damang? :D semoga semuanya baik yaaaa.....
sebelumnyaa.., perkenalkan dulu..... :D saya Fio asli kuningan sudah bertahun-tahun tinggal di rumah orang tua :D *edisi iklan :D (garing kayaknya) -_-
yowislah, rapopo ya.. hehe.... langsung saja, pernahkah kawan2 menginjak lantai fase ababil (ABG labil) ? :v
pasti pernah dongs.... yang belum pernah periksalah dirimu! -_-

okelah... kali ini saya mau meng-share pengalaman pribadi saya di fase Ababil...
ababil itu biasanya labil, sedihan mulu, galau, gelisah, dan lain-lain. Dan itu biasanya hanya disebabkan oleh satu faktor, satu benda bahkan seseorang.. -_- ya begitulahh...

ironis memang... tapi gapapa... sante bro sist.... kalian tau tidak? bahwa fase ini lah yang bisa disebut sebagai fase pencarian jati diri demi pendewasaan mental Ababil... mereka bisa loh jadi orang hebat karena fase ini.. penasaran?

ya kan fase ini itu bener2 ga enak...... aneh, pengennya nangis terus, bawaannya sebel, capek, teu puguh rarasaan we lah *ceuk org sunda mah -_- tapi di sisi lain, di fase ini juga manusia belajar untuk menemukan yang namanya problem solving for theirself karena bagi mereka yang berusaha untuk move on pasti berpikir "buat apa ya gue gini terus? lagian kalau gue gini terus bakal ngejamin bahwa apa yang gue mau bakal ada?" nah, dari pertanyaan itu pasti  bagi mereka yang berusaha untuk move on mendapatkan jawaban yang paling tepat bagi diri mereka masing2. karena posisi atau keadaan dapat menentukan apa yang akan terjadi dan terasa nanti.

Itu bagi mereka yang berpikir jernih ya, lantas bagaimana dengan mereka yang berpikiran kurang jernih? keruh dan gak karuan?

Nah, bagi mereka yang pikirannya keruh pasti tetap teguh berjibaku dengan kesedihan, larut dalam impian dan sakit pastinya. Kadang mereka juga pake kata-kata bermakna ambigu bahkan secara langsung dan terang-terangan menegaskan bahwa mereka SAKIT. Kata-kata itu diposting di sosmed kayak misalnya "sayang kamu kemana sih?kok nggak ada kabar? mati ya? kalimat itu menjelaskan rasa rindu yang disertai rasa kesal dan marah-marah sang penulis yang galau karena doi nya ga sms, bbm atau lain sebagainya.

Mereka begitu pengen banget dikasih perhatian, kasih sayang, cinta *katanya sih tapi gatau ya -_- tapi yang jelas merek begitu karena mereka ngerti yang namanya pacaran itu ya gitu, smsan, telfonan, bbman dan saling bilang "sayang :* " dan itu sebenarnya obat mereka. Lalu? kalau itu obat mereka, mereka sakit dong? iyalah, orang mereka itu sakit gara-gara kangen. Jadi, bisa disimpulkan kalau orang pacaran itu bisa jadi dia penyakitan, badan nya tergerogoti virus kangen. Na'udzubillah!

Alhamdulillah kalau saya nggak pernah dan jangan pernah ngerasain gtu karena pacaran itu pasti belum halal dan haram hukumnya, hehe.. ya kesimpulannya janganlah dulu pacaran.

Lepas dari permasalahan pacaran, kadang yang single juga sering ngerasa galau kalau lagi jaman ababilineus ini. istilah PHP (pemberi harapan palsu) juga sering mereka kobarkan karena istilah inilah yang menggambarkan masalah mereka. "jangan PHP! cepet nyatain dong!!! keburu aku diambil orang!" itulah yang paling sering mereka pikirin sampe-sampe dipost di sosmed mereka.

ya.. bagi yang udah ngerasain itu jangan risau ya.. itu berarti kita sudah melewati fase pendewasaan untuk diri kita. sering-seringlah bermuhasabah atau intropeksi diri, koreksi diri kita sebelum kita sesali fase yang telah kita jalani. Itu normal loh.. So, jangan terlalu dipikirkan! masa depan cerah menunggu loh :D

Saya, ibu saya, nenek saya, tante-tante saya, dan semua rekan wanita saya juga pernah merasakan seperti itu karena itu bawaannya manusia. Tergantung bagaimana kita mengatur diri kita sendiri! be a power of girl! keluarin kekuatannya! jangan lemah sama cowo. Okelah cowo kadang injek-injek, meremehkan kita tapi kita jangan balas itu semua dengan hal negatif, balaslah dengan hal yang membawa pengaruh positif untuk diri kita sendiri! So................. Up! :D

Aku Tak Sempurna 1


“Bohong!!! Kamu emang istri kurang ajar!! Berani berani nya kamu tanya sapa mesra duda lapuk itu di depan suami kamu!! Istri macam apa kamu ini!?”
“Maaf bang! Aku engga bermaksud seperti itu. Aku sama sekali ga punya pikiran untuk menduakan abang! Aku ini istrimu! Percayalah bang!”
“Halah! Gimana aku mau percaya sama istri geblekk kayak kamu! Istri macem kamu tuh mesti dikasih pelajaran! Sini, kamu ikut abang!”
“Astagfirullah!! Sakit bang! Sakit!!”
“Rasain tuh! Istri kayak kamu udah sepantesnya dapet itu!!!”
“Ampun bang! Ampun… Ina mohon sama abang!”
“Kalau kamu masih nanya dengan mesra ke si duda lapuk itu, inget ya.. abang ga segen-segen kasih pelajaran yang lebih dari ini sama kamu!!!”
           
 Luka lebam di kakiku pun belum pulih, sekarang malah tambah luka ditangan kananku. Uhh.. perih rasanya jika rumah tanggaku seperti ini saja. Suamiku, bang Hendra belakangan ini sering mengamuk tak jelas kepadaku. Entah mengapa.. setelah genap enam bulan pernikahan ini berjalan, bang Hendra berubah drastis terutama dari perlakuannya kepadaku.
            
Padahal sebelum kita menikah, bang Hendra adalah sosok lelaki yang memang aku idam-idamkan. Sampailah aku bisa memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku. Restu kedua orang tua juga telah kami dapatkan jauh sebelum keluarga kami mengenal satu sama lain. Bang Hendra dengan segudang karisma dan pesona mampu menarik perhatianku hingga aku bisa tertarik dan mau menjadi pendampingnya. Kami pun menikah disaat yang tepat menurutku.
            
Ketika kami pertama bertemu pun bang Hendra adalah sosok lelaki yang genius, dia mendekat kepadaku dengan caranya tersendiri. Bukan dengan coklat atau bunga, bukan juga dengan segenggam bunga bank ataupun materi lainnya. Dengan gentle nya Hendra Wijayakusuma yang awalnya kupanggil mas Hendra mendekat kepadaku.
           
Lewat surat bertinta hitam berkertas putih yang menjadi saksi bisu perjalanan awal cintaku dan mas Hendra hanya menuliskan “dek?!”
           
Inilah satu hal yang mas Hendra lakukan yang menurutku sangat genius sekali karena dia hanya menuliskan satu patah katu itu, gunanya ya agar aku membalas apa yang sudah dia kirim untukku, ketika memberi sepucuk surat itupun mas Hendra tak berkata barang sepatah duapatah pun padaku.
         
Aku membalas surat mas Hendra. Ku titipkan kepada kawan seperjuangannya, Made. Saat itu Made berada di ruang perpustakaan dan sengaja aku kirim surat itu kepadanya. Sekali itu pun tak ada jawaban mas Hendra yang kudapat,akhirnya aku pun menuliskan surat kembali untuk mas Hendra sampai ketiga kalinya ku menulis surat itu belum juga mas Hendra sanggup membalas. Aku tak gentar, ku kirim lagi kepadanya.tapi setelah ku pikir-pikir lagi ternyata ini kurang baik juga karena jatuhnya kurang sopan apabila aku terus ulet mengirimkan surat lagi.
            
Setelah kejadian surat itu aku mencoba untuk melepaskannya dan berusaha untuk menghapus semua keinginanku untuk mengetahui semua tentang mas Hendra.
            
Setelah sekitar empat tahun berlalu.. mas Hendra tiba-tiba datang ke rumah dan dengan gentle nya berbicara kepada ayahku untuk menikahi aku. Aku kaget dengan sikap mas Hendra saat itu karena memang dia datang tiba-tiba tanpa konfirmasi sebelumnya kepadaku. Untungnya saja aku belum terikat oleh siapa pun.
            
Saat itu entah apa yang dibawa mas Hendra kepada orang tua ku, mas Hendra dengan mudahnya mendapatkan aku. Ya memang karena sudah waktunya aku harus menikah dan datang seorang perjaka gentle yang datang kepada ayah.
            
Pernikahan kami begitu indah karena ternyata mas Hendra seorang lelaki yang sangat romantis. Tiga bulan berjalan begitu indah dan setelah masuk ke bulan ke empat. Ibu dari mas Hendra menuntut kami untuk cepat mempunyai momongan. Dengan perasaan tertekan, setiap hari mas Hendra selalu murung. Sampai suatu ketika di malam hari mas Hendra datang dalam keadaan mabuk berat sampai mukena ku pun terkena muntahan alkohol dari mulut mas Hendra yang berkomat kamit tidak jelas kepadaku.
           
Aku berusaha keras untuk membawa mas Hendra ke kamar dan setelah sampai nya di kamar, mas Hendra tiba-tiba mengamuk dan mendorongku ke lantai dan berkata-kata kasar kepadaku dan dia tak mau dipanggil dengan sebutan mas lagi tapi dia ingin aku menyebutnya abang.
           
Aku sebagai seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik pun manut terhadap perintah suamiku itu. Dari semenjak itulah, mas Hendra sering mengamuk dan marah-marah padaku. Sampai-sampai saat ini ketika aku sedang mengandung anaknya pun aku tak berani untuk mengatakannya. Sebenarnya aku bingung hendak mengatakan apa kepada bang Hendra. Aku benar-benar kacau. Hanya aku dan ibuku yang tau akan kehamilanku.

           
Bayangan disumpah serapah pun sering hadir dihadapanku. Aku sudah tidak tahan dengan ini semua. Padahal aku sudah merelakan waktu untuk tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga demi keutuhan keluarga kecilku bersama bang Hendra. Aku memang tak sempurna tapi aku berusaha menjadi sempurna untuk suamiku, dihadapannya dan dihatinya. Sampai saat ini aku percaya bahwa bang Hendra masih setia kepadaku.