Minggu, 29 Desember 2013

Belajar Photography

Guys...
kali ini saya lagi explore di bidang photography ni... hehee, baru pemula banget...

Awalnya di sekolah ada pelajaran photography... dalam pembelajarannya itu saya dan semua kawan saya di sekolah diberikan pengarahan mengenai bagaimana mengambil angle yang baik, komposisi pada foto dan pengambilan background yang indah pada setiap jepretan yang diambil...

Guru seni ku, Bapak Bayu Abdurahim selaku pembina langsung mengajari kami untuk foto-foto :D beliau sering memberikan tema-tema photography. Seperti :

1.) Tema Landscape; ini khusus foto pemandangan
2.) Interaksi sosial; ketika mengambil foto harus bercerita ttg kegiatan sosial (interaksi 2 orang)
3.) Interaksi sosial 2; ketika mengambil foto harus bercerita ttg kegiatan sosial (interaksi lebih dari 2 orang)
4.) Animal; memfoto hewan
dan masih banyak tema lainnya...

Beliau pun memberi tahu kami soal teknik pengambilan gambar dasar yang sudah diakui oleh internasional atau sudah umum.. yaitu 3 pengambilan angle :
1.) Eagle Eye : teknik pengambilan foto dengan pengambilan dari arah atas.
2.) Normal Eye : teknik pengambilan foto dengan arah tengah
3.) Frog Eye : teknik pengambilan foto dengan arah dari bawah objek.

oia satu lagi, guru saya hanya memperbolehkan semua muridnya menggunakan HP pada saat explore objek... kalaupun ada yang mengambil menggunakan kamera poket, SLR dll. maka guru saya akan memerintahkan explore ulang.

ya itulah yang saya dapatkan dari pelajaran photography di sekolah saya... mungkin sedikit namun bermanfaat bagi diri saya sendiri tentunya...

Dan ini hasil explore saya menjepret gambar menggunakan HP


Tangga Alam (Tema; Landscape)


Persahabatan 2 Orang Manusia (Tema; Interaksi Sosial)


Diskusi Kelompok, autdor (Tema; Interaksi Sosial 2)


The Art and Culture Teacher (Tema; Human interest, Guru)



Poor Cat on The Hall (Tema; Animal)


The Rainbow Hall (Tema; Eksperimen)


Tummy's Wars Face (Tema; Animal 2)


Wijaya Kusuma Flower (Tema; Still Life)


Wijaya Kusuma Flower 2 (Tema; Still Life)


The Sun (Tema; Landscape)


Macaroni Skotel (Tema; Food)


Breakfast Menu (Tema; Food)


Bolu Kukus (Tema; Food)

Itulah beberapa hasil explore saya dengan kamera Hp saya yang sangat sederhana...
terima kasih banyak untuk guru ku, guru seni ku yang mengajariku tentang indahnya dunia dengan media ekspresi dan potensi yang kupunya yang bisa ku kembangkan...

Sumber : Catatan inspirasiku... (guru..) dan semua keluargaku....









Saat-saat Senang Bersama MAMA ({})

Saat-saat menyenangkan bersama sang mama akan terus terukir, akan terus terrekam, akan terus teringat di hati setiap seorang anak termasuk diriku...

Mama selalu memberikan yang terbaik untuk setiap anak-anaknya... (suatu hari aku pun akan menjadi ibu, dan semoga dapat memberikan yang terbaik pula pada anak-anakku nanti)

Ibu selalu memberikan senyuman dan kenyamanan bagi anak-anaknya... aku sangat salut terhadap satu hal yang bernama ibu... Ia merupakan malaikat di dunia ini... Satu-satunya malaikat ku yang dapat ku lihat...

Semua tentang ibu, aku sangat bersimpati pada setiap hal yang ibuku lakukan. Entah itu yang ibu lakukan kepada ku, pada adek-adekku, kakak-kakakku atau bahkan bapakku... Karena semua yang dilakukannya pasti bermanfaat bagi orang lain (terutama bagi orang-orang yang ia sayangi dan ia cintai)

Mama selalu mempersiapkan semua yang kami butuhkan...

Senin, 23 Desember 2013

Cinta



Sobat? apa yang sobat ketahui tentang cinta?
menurutku cinta itu satu hal yang bisa membuat manusia buta akan segalanya, manusia bisa saja tidak peduli dengan apa yang mereka butuhkan hanya demi cinta.

Manusia yang lupa akan kebutuhannya itu menganggap bahwa yang mereka butuhkan hanyalah cinta. Mereka begitu nyaman jika orang yang benar-benar mereka cintai dan mencintai mereka ada di samping mereka.

Tak peduli dalam keadaan apapun. Mereka pikir bahwa itulah yang sebenarnya cinta sejati. Mereka begitu buta akan hakikat cinta sebenarnya.

Ada yang mengatakan bahwa cinta itu hakikatnya untuk mencintai Tuhan, sang Khaliq lah pelabuhan cinta terakhir antara dua insan yang mempunyai cinta yang sama.

Mereka yang paham atas hakikat cinta seperti ini pasti masih memikirkan akan kebutuhan mereka, entah itu kebutuhan jasmani rohani maupun yang lainnya sebab bila mereka tidak memikirkan semua hal tersebut pasti sulit untuk menggapai cintaNYA, meski ada beberapa yang bisa menggapai cintaNYA dengan alakadarnya.

Hanya saja yang bisa menggapai cintaNYA dengan alakadarnya mungkin hanya seribu satu seperti satu mutiara di pekatnya lumpur hitam dan kalaupun dicari pasti sulitnya bak mencari jarum diatas tumpukan jerami.

 Adapula yang mengatakan bahwa cinta itu hal gampang. siapapun yang bisa membuat hati dan perasaan nyaman pasti bisa diatur jikalau itu masalahnya cinta pasti akan tumbuh, dengan kata lain orang-orang dengan pola pikir seperti ini cenderung akan menggampangkan setiap orang yang singgah di pintu hatinya. kelemahan dari orang yang mempunyai pola pikir seperti ini adalah jika mereka dekat dengan dua orang berbeda namun dua orang tersebut dapat membuat hatinya nyaman dan inilah yang sangat berbahaya, orang tersebut dapat melakukan tindak kriminalitas hati dengan memutilasi hati kedua insan yang sudah membuat dirinya nyaman. Sadis sekali bukan? Inilah yang sering terjadi bila setiap orang mempunyai pola pikir seperti ini, kebanyakan dari mereka pasti kaum hawa meski tak semua namun kebanyakan dari mereka adalah kaum hawa yang selalu keinginannya itu terkabul saat itu juga.

Tak semua perempuan sesadis itu namun terkadang mereka terluka jika mereka tak bisa tegas terhadap semua laki-laki yang bisa membuatnya nyaman. Sebenarnya mereka itu menyakiti diri mereka sendiri ya? Mengapa bisa seperti itu?

Ya, itu terjadi karena memang mereka itu serakah, ingin dapat segalanya dan egoisme akan lebih nampak karena mereka cenderung memikirkan diri mereka sendiri ketimbang memikirkan bagaimana rasanya jikalau posisi orang yang mereka lukai itu adalah posisi mereka sekarang.

Tak pernah terpikir untuk dekat dengan orang-orang yang mempunyai pola pikir seperti ini karena ya bagaimana akan dekat dengan mereka jikalau saat mendekati mereka, mereka pun hanya menginginkan kesenangan mereka saja.

Tak ayal, kesabaran pun menjadi panji utama demi menganalisa apa sih yang sebenarnya mereka inginkan dan mereka cari itu?

Kebanyakan dari mereka memang peduli juga dengan orang-orang yang telah membuat mereka nyaman terutama keluarga mereka yang sudah berkorban banyak untuk kepentingan mereka.

ya, mungkin masih banyak orang-orang yang memikirkan cinta itu apa, bagaimana, kenapa dan sebagainya. Tergantung pola pikir per individu bagaimana menafsirkan, mengaplikasikan dan merawat cinta itu sebagaimana mestinya.

Namun yang pasti Tuhan telah menghadiahkan segala sesuatu yang paling indah seindah indahnya sesuatu secara cuma-cuma bagi siapa saja  yang tidak menyakiti manusia lain atas nama cinta dan senantiasa merawat cinta yang telah mereka punya dengan membuat kenyamanan pada siapa saja yang mereka cintai.

Itulah yang paling penting karena pada hakikatnya Cinta yang benar-benar hakiki itu ya cinta yang akhirnya itu berlabuh di pelabuhan cinta dengan segala eksotisme cara yang Tuhan berikan pada kita pada saat kita berjalan menuju cintaNYA.

Semoga bermanfaat... Terima Kasih...

Sumber :
*diambil dari catatan hati saya sendiri
*Gambar, ndari mbah google

Jumat, 20 September 2013

Kerajaan Sunda Pajajaran

Kerajaan Sunda Pajajaran
            Seperti tertulis dalam sejarah, akhir tahun 1400-an Majapahit kian melemah. Pemberontakan, saling berebut kekuasaan di antara saudara berkali-kali terjadi. Pada masa kejatuhan Prabu Kertabumi (Brawijaya V) itulah mengalir pula pengungsi dari kerabat Kerajaan Majapahit ke ibukota Kerajaan Galuh di Kawali, Kuningan, Jawa Barat.
Raden Baribin, salah seorang saudara Prabu Kertabumi termasuk di antaranya. Selain diterima dengan damai oleh Raja Dewa Niskala ia bahkan dinikahkan dengan Ratna Ayu Kirana salah seorang putri Raja Dewa Niskala. Tak sampai di situ saja, sang Raja juga menikah dengan salah satu keluarga pengungsi yang ada dalam rombongan Raden Barinbin.
Pernikahan Dewa Niskala itu mengundang kemarahan Raja Susuktunggal dari Kerajaan Sunda. Dewa Niskala dianggap telah melanggar aturan yang seharusnya ditaati. Aturan itu keluar sejak “Peristiwa Bubat” yang menyebutkan bahwa orang Sunda-Galuh dilarang menikah dengan keturunan dari Majapahit.
Nyaris terjadi peperangan di antara dua raja yang sebenarnya adalah besan. Disebut besan karena Jayadewata, putra raja Dewa Niskala adalah menantu dari Raja Susuktunggal.
Untungnya, kemudian dewan penasehat berhasil mendamaikan keduanya dengan keputusan: dua raja itu harus turun dari tahta. Kemudian mereka harus menyerahkan tahta kepada putera mahkota yang ditunjuk.
Dewa Niskala menunjuk Jayadewata, anaknya, sebagai penerus kekuasaan. Prabu Susuktunggal pun menunjuk nama yang sama. Demikianlah, akhirnya Jayadewata menyatukan dua kerajaan itu. Jayadewata yang kemudian bergelar Sri Baduga Maharaja mulai memerintah di Pakuan Pajajaran pada tahun 1482.
Selanjutnya nama Pakuan Pajajaran menjadi populer sebagai nama kerajaan. Awal “berdirinya” Pajajaran dihitung pada tahun Sri Baduga Maharaha berkuasa, yakni tahun 1482.
Letak Geografis Kerajaan Sunda Pajajaran
            Terletak di Parahyangan (Sunda). Pakuan sebagai ibukota Sunda dicacat oleh Tom Peres (1513 M) di dalam “The Suma Oriantal”, ia menyebutkan bahwa ibukota Kerajaan Sunda disebut Dayo (dayeuh) itu terletak sejauh sejauh dua hari perjalanan dari Kalapa (Jakarta).

Sumber Sejarah Kerajaan Sunda Pajajaran
            Dari catatan-catatan sejarah yang ada, baik dari prasasti, naskah kuno, maupun catatan bangsa asing, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini; antara lain mengenai wilayah kerajaan dan ibukota Pakuan Pajajaran. Mengenai raja-rajaKerajaan Sunda yang memerintah dari ibukota Pakuan Pajajaran, terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskahBabad PajajaranCarita Parahiangan, dan Carita Waruga Guru.
Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan sejumlah jejak peninggalan dari masa lalu, seperti:
·         Prasasti Batu TulisBogor
·         Prasasti Sanghyang TapakSukabumi
·         Prasasti KawaliCiamis
·         Prasasti Rakyan Juru Pangambat
·         Prasasti Horren
·         Prasasti Astanagede
·         Tugu Perjanjian Portugis (padraõ), Kampung Tugu, Jakarta
·         Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor
·         Kitab cerita Kidung Sundayana dan Cerita Parahyangan
·         Berita asing dari Tome Pires (1513) dan Pigafetta (1522)

Kehidupan Politik Kerajaan Sunda Pajajaran

            Kerajaan Pajajaran terletak di Jawa Barat, yang berkembang pada abad ke 8-16. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Pajajaran, antara lain :
●̲̅̅ Daftar raja Pajajaran
·         Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), bertahta di Pakuan (Bogor sekarang)
·         Surawisesa (1521 – 1535), bertahta di Pakuan
·         Ratu Dewata (1535 – 1543), bertahta di Pakuan
·         Ratu Sakti (1543 – 1551), bertahta di Pakuan
·         Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan karena serangan Hasanudin dan anaknya, Maulana Yusuf
·         Raga Mulya (1567 – 1579), dikenal sebagai Prabu Surya Kencana, memerintah dari PandeglangMaharaja Jayabhupati (Haji-Ri-Sunda)
·         Rahyang Niskala Wastu Kencana
·         Rahyang Dewa Niskala (Rahyang Ningrat Kencana)
·         Sri Baduga MahaRaja
·         Hyang Wuni Sora
·         Ratu Samian (Prabu Surawisesa)
·         dan Prabu Ratu Dewata.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sunda Pajajaran
            Pada umumnya masyarakat Kerajaan Pajajaran hidup dari pertanian, terutama perladangan. Di samping itu, Pajajaran juga mengembangkan pelayaran dan perdagangan. Kerajaan Pajajaran memiliki enam pelabuhan penting, yaituPelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Sunda Kelapa (Jakarta), dan Cimanuk (Pamanukan).

Kehidupan Sosial Kerajaan Sunda Pajajaran
            Kehidupan masyarakat Pajajaran dapat di golongan menjadi golongan seniman (pemain gamelan, penari, dan badut), golongan petani, golongan perdagangan, golongan yang di anggap jahat (tukang copet, tukang rampas, begal, maling, prampok, dll).
Kehidupan Budaya Kerajaan Sunda Pajajaran
            Kehidupan budaya masyarakat Pajajaran sangat di pengaruhi oleh agama Hindu. Peninggalan-peninggalannya berupa kitab Cerita Parahyangan dan kitab Sangyang Siksakanda, prasasti-prasasti, dan jenis-jenis batik.
 Puncak Kejayaan/ Keemasan Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja mengalami masa keemasan. Alasan ini pula yang banyak diingat dan dituturkan masyarakat Jawa Barat, seolah-olah Sri Baduga atau Siliwangi adalah Raja yang tak pernah purna, senantiasa hidup abadi dihati dan pikiran masyarakat.
Pembangunan Pajajaran di masa Sri Baduga menyangkut seluruh aspek kehidupan. Tentang pembangunan spiritual dikisahkan dalam Carita Parahyangan.
Sang Maharaja membuat karya besar, yaitu ; membuat talaga besar yang bernama Maharena Wijaya, membuat jalan yang menuju ke ibukota Pakuan dan Wanagiri. Ia memperteguh (pertahanan) ibu kota, memberikan desa perdikan kepada semua pendeta dan pengikutnya untuk menggairahkan kegiatan agama yang menjadi penuntun kehidupan rakyat. Kemudian membuat Kabinihajian (kaputren), kesatriaan (asrama prajurit), pagelaran (bermacam-macam formasi tempur), pamingtonan (tempat pertunjukan), memperkuat angkatan perang, mengatur pemungutan upeti dari raja-raja bawahan dan menyusun undang-undang kerajaan
Pembangunan yang bersifat material tersebut terlacak pula didalam Prasasti Kabantenan dan Batutulis, di kisahkan para Juru Pantun dan penulis Babad, saat ini masih bisa terjejaki, namun tak kurang yang musnah termakan jaman.
Dari kedua Prasasti serta Cerita Pantun dan Kisah-kisah Babad tersebut diketahui bahwa Sri Baduga telah memerintahkan untuk membuat wilayah perdikan; membuat Talaga Maharena Wijaya; memperteguh ibu kota; membuat Kabinihajian, kesatriaan, pagelaran, pamingtonan, memperkuat angkatan perang, mengatur pemungutan upeti dari raja-raja bawahan dan menyusun undang-undang kerajaan.
Puncak Kehancuran

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Pajajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.
Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru, dan menandakan Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas.Keraton Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.
Kesimpulan
·           Kerajaan Pajajaran adalah nama lain dari Kerajaan Sunda saat kerajaan ini beribukota di kota Pajajaran atauPakuan Pajajaran (Bogor) di Jawa Barat yang terletak di Parahyangan (Sunda).
·         Sumber sejarahnya berupa prasati-prasati, tugu perjanjian, taman perburuan, kitab cerita, dan berita asing.

·         Kerajaan Pajajaran pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja mengalami masa keemasan/ kejayaan dan Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten.

Kerajaan Kutai Kartanegara


Letak Geografis Kerajaan Kutai
            LETAKNYA SANGAT STRATEGIS 
berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India
Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong. Lihat Gambar 1.1!
Gambar 1.1
Sumber Sejarah Kerajaan Kutai
            Kerajaan Hindu pertama di Indonesia ini ditemukan karena adanya beberapa prasasti sebanyak 7 Yupa. Yupa adalah sebuah buah batu bertulis bahasa sansekerta yang sengaja dibuat untuk peringatan upacara kurban. Dengan demikian ditaksir Kerajaan Kutai telah ada sejak 400 Masehi. Dengan ditemukannya prasasti tersebut didapat pernyataan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga, Kakek dari Raja Mulawarman.
Ayah dari Raja Mulawarman adalah Raja Asawarman, raja ke-dua yang menggantikan Kudungga. Asawarman merupakan anak dari Raja Kudungga. Pengankatan Asawarman menjadi seorang Raja dengan cara vratyastoma, sebuah cara hindu yang berarti pengangkatan seseorang menjadi kasta yang tinggi atau bangsawan.
5 Kasta Kerajaan Hindu Kutai Kertanegara : Kasta bangsawan, kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra.
Kemudian Raja Asawarman di Gantikan oleh Anaknya yang bernama Mulawarman. Diketahui Bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara.
Kemudian, Kerajaan Kutai Kertanegara Terus berganti – ganti Raja, berikut adalah Nama Nama Raja Kerajaan Kutai Kertanegara : Maharaja Marawijaya Warman, Maharaja Gajayana Warman, Maharaja Tungga Warman, Maharaja Jayanaga Warman, Maharaja Nalasinga Warman, Maharaja Nala Parana Tungga,  Maharaja Gadingga Warman Dewa, Maharaja Indra Warman Dewa, Maharaja Sangga Warman Dewa, Maharaja Candrawarman, Maharaja Sri Langka Dewa, Maharaja Guna Parana Dewa, Maharaja Wijaya Warman, Maharaja Sri Aji Dewa, Maharaja Mulia Putera, Maharaja Nala Pandita, Maharaja Indra Paruta Dewa, Maharaja Dharma Setia.
Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai, pada kekuasaan Maharaja Dharma Setia , Karena Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai

Menurut prasasti tersebut, raja Kerajaan Kutai yang terbesar
adalah Mulawarman. Ia adalah putra Aswawarman, sedangkan 
Aswawarman adalah putra Kundunga. Ditilik dari nama
sebutannya, para ahli berpendapat bahwa nama Mulawarman dan
Aswawarman memperoleh pengaruh dari India. Karena, di
India juga ditemukan nama-nama serupa. Sebaliknya, para ahli
mengatakan bahwa nama Kundungga yang merupakan kepala suku
itu adalah nama asli Indonesia. Selain itu, prasasti Yupa juga  
menyebut Aswawarman sebagai Dewa Ansuman atau dewa
Matahari dan dianggap sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga 
raja.
Raja Mulawarman sendiri telah menganut agama Hindu.
Bahkan dalam prasasti itu ditulis bahwa ia telah menyedekahkan
20.000 ekor lembu kepada para brahmana. Ia merupakan pendiri
dinasti dalam agama Hindu.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai

Ketujuh Yupa yang ditemukan di sekitar Muarakaman tidak
menyebutkan secara spesifik kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai.
Hanya salah satu Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman
telah mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan
sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan brahmana. Tidak ada
sumber yang pasti tentang asal usul emas dan sapi yang biasa
digunakan untuk upacara-upacara kerajaan. Tetapi dari situ kita
bisa menduga bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan aktivitas
perdagangan.

Kehidupan Sosial Kerajaan Kutai

Kehidupan sosial dalam Kerajaan Kutai bisa dilihat dari
pelaksanaaan upacara penyembelihan kurban. Salah satu yupa
menyebutkan bahwa Raja Mulawarman memberikan sedekah
berupa 20.000 ekor lembu kepada kaum brahmana. Sedekah itu
sendiri dilaksanakan di tanah suci yang bernama Waprakeswara,
yaitu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Dari peristiwa itu,
kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara Raja
Mulawarman dengan kaum brahmana terjalin secara erat dan
harmonis.



Kehidupan Budaya Kerajaan Kutai


Karena Kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama Hindu,
maka kehidupan agamanya telah lebih maju. Salah satu contohnya
adalah pelaksanaan upacara penghinduan atau pemberkatan
seseorang yang memeluk agama Hindu yang disebut Vratyastoma.
Upacara tersebut dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman
dan dipimpin oleh para pendeta atau brahmana dari India. Baru
pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut
dipimpin oleh kaum brahmana dari Indonesia. Dari situ kita bisa
melihat bahwa kaum brahmana dari Indonesia ternyata telah
memiliki tingkat intelektual yang tinggi karena mampu menguasai
bahasa Sanskerta. Karena, bahasa ini bukanlah bahasa yang
dipakai sehari-hari oleh rakyat India melainkan bahasa resmi
kaum brahmana untuk masalah keagamaan.

Senin, 16 September 2013

Materi PKn Kelas XI semester 1

Bab I

Pendahuluan

Dalam makalah ini kami akan mengupas pengertian dari budaya politik, ciri-ciri budaya politik, macam-macam budaya politik dan tipe-tipe budaya politik. Dalam empat aspek tersebut kami jelaskan sesuai dengan sumber yang kami dapat sebagai referensi atau acuan kami untuk megupas materi bab pertama dalam mata pelajaran PKn kelas XI untuk SMA/MA atau Se-derajat.
                        Dari sumber yang kami dapatkan secara umum Budaya Politik itu merupakan aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri. Selain pengertian umum, kami juga mengupas pendapat para ahli serta secara etimologi tentang budaya politik.
                        Untuk aspek atau poin yang kedua yaitu ciri-ciri budaya politik, kami mengupas ciri-ciri secara global dan gambaran budaya politik di Indonesia menurut Rusadi Kantaprawira. Poin ketiga terdapat macam-macam budaya politik menurut Almond & Verba serta poin ke empat yaitu tipe-tipe budaya politik megupas tiga tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat indonesia, pendapat antropolog Amerika Serikat, Clifford Geertz terhadap budaya politik yang berkembang di masyarakat Indonesia dan tipe budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukan. Materi itulah yang akan kami jelaskan dalam makalah sederhana ini dan kami memohon maaf jika banyak kesalahan, baik penulisan ataupun kekeliruan lainnya. Terima kasih dan selamat membaca, semoga bermanfaat.

Bab II

Permasalahan

1.)    Apakah yang dimaksud Budaya Politik?
2.)    Apa sajakah ciri-ciri dari Budaya Politik itu sendiri?
3.)    Ada berapa dan apa sajakah macam-macam Budaya Politik itu?
4.)    Tipe-tipe Budaya Politik itu ada berapa macam? Dan apa sajakah itu?

Bab III

Pembahasan

1.)    Pengertian Budaya Politik
Secara umum, budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
            Secara etimologi atau secara bahasa budaya politik itu terdiri dari dua kata yaitu budaya dan politik. Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis dan teta. Polis berarti kota atau negara dan teta berarti urusan. Budaya berasal dari bahasa Sanksakerta budhayah yang bearti akal. Dengan demikian budaya politik adalah urusan negara yang dapat diterima di masyarakat sebagai budaya.
            Secara teoritis, budaya politik itu merupakan :
 a.) Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.

 b.) Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan,utopis,terbuka,atau tertutup.

 c.) Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.

 d.) Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau men­dorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau politik).
            Pengertian budaya politik menurut para ahli :
a.)  Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
 
b.
) Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.

c.
) Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.

d.
) Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.

e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
   
2.)    Ciri-ciri Budaya Politik
            Secara umum atau secara global, ciri budaya politik adalah :
a.)    Adanya nilai-nilai keyakinan dan sikap emosi terhadap pemerintah
b.)    Adanya sikap dan orientasi warga negara terhadap sistem yang dijalankan.
c.)    Adanya kepedulian dan kesadaran individu, masyarakat dan warga negara terhadap proses penyelenggaraan suatu negara.
d.)   Adanya keinginan individu atau warga negara untuk memenuhi atau mengendalikan pemerintahan.
Gambaran tentang budaya politik di Indonesia menurut Rusadi Kantaprawira ada lima yaitu:
a.)    Konfigurasi subkultur di Indonesia masih beragam.
b.)    Budaya politik indonesia bersifat parokialkaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di pihak lain.
c.)    Sifat primodial yang masih berurat berakar yang dikenal melalui indikator berupa sentimen kedaerahan, kesukuan, keaagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keaagamaan tertentu, puritanisme dan nonpuritanisme, dan lain-lain.
d.)   Kecenderungan budaya politik indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial.
e.)    Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala kosekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.
3.)    Macam-macam Budaya Politik
            Menurut Almond & Verba, ada tiga macam budaya politik yang berkembang dalam masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut.
a.)    Budaya Politik Parokial (Parichial political culture)
=> Budaya politik parokial ini biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana. Ciri-ciri budaya tersebut adalah sebagai berikut.
- Berkembang di dalam masyarakat tradisional dan sederhana, dimana spesialisasi   sangat kecil
-Para pelaku politik sering melakukan peranannya serempak dengan peranannya dalam berbagai bidang.
-Terbatasnya diferensiasi yang bersifat khas dan berdiri sendiri. Contoh, pemimpin bangsa yang sekaligus mengemban berbagai peranan dalam masyarakatnyanya, seperti sebagai guru.
-Masyarakatnya tidak tertarik pada objek-objek politik yang luas kecuali dalam batas tertentu  yaitu terhadap tempat dimana ia terikat sempit.
-Adanya kesadaran masyarakat terhadap pemusatan wewenang.
       b.) Budaya Politik Subjek (Subject political culture)
=> Budaya politik yang masyarakatnya mempunyai minat atau perhatian terhadap         sistem keseluruhan. Ciri-cirinya adalah.
-Umumnya terjadi di masyarakat yang tidak memimiliki struktur input yang terdiferensiasikan.
-Orientasi lebih bersifat afektif daripada normatif dan kognitif.
-Cukup tingginya frekuensi orientasi politik terhadap sistem politik dan aspek output, namun frekuensi orientasi terhadap pribadi partisipan aktif cenderung rendah.
-Hubungan dengan sistem politik secara keseluruhan dan dengan output administratif pada dasarnya lebih merupakan hubungan pasif.
-Para subjek menyadari dan menerima secara pasif otoritas pemerintah.
        c.) Budaya Politik Partisipan (Participant political culture)
=> Memiliki orientasi terhadap seluruh obyek politik secara keseluruhan dan terhadap    diri sendiri sebagai aktor politik, disamping aktif memberikan masukan atau mempengaruhi pembuatan kebijakan publik (input) juga aktif dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan publik (output). Ciri-cirinya sebagai berikut.
-Berlangsung dalam sistem modern yang kompleks di mana ada diferensiasi politik.
-Frekuensi orientasi politik terhadap sistem politik secara keseluruhan (aspek input maupun output) dan kesadaran pribadi sebagai partisipan aktif sangat tinggi.
-Hubungan dengan sistem politik secara keseluruhan dan dengan output administratif merupakan hubungan aktif.
-Para partisipan menyadari dan menyikapi otoritas pemerintah secara aktif dan kritis.
4.) Tipe-tipe Budaya Politik
            Secara umum, terdapat tiga tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut.
1.)    Budaya Politik Tradisional
=>Budaya politik ini lebih mengedepankan budaya dari etnis tertentu yang ada di Indonesia. Sebagai contoh budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat Jawa. Budaya politik juga ditandai oleh hubungan anatara tuan dan pelayannya. Budaya politik ini nasih cukup kuat di beberapa daerah, khususnya dalam masyarakat etnis ini sangat konservatif.
2.) Budaya Politik Islam
=>Budaya politik ini lebih mendasarkan idenya pada suatu keyakinan dan nilai agama islam. Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas. Karenanya, Indonesia menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal itu menjadikan politik Islam di indonesia ikut mewarnai kehidupan politik Indonesia. Orientasi politik ini mulai tampak pada saat pendiri bangsa membangun negeri ini. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh santri dan identik dengan pesantren. Terdiri dari dua kelompok yaitu tradisional dan modern. Tradisional biasanya oleh masyarakat NU (Nahdhatul Ulama) dan modern biasanya oleh masyarakat organisasi dan Muhammadiyah. Perbedaan ini melahirkan perbedaan karakter Islam juga membuat budaya politik Islam juga menjadi tidak satu warna.
3). Budaya Politik Modern
=>Budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau latar belakang agama tertentu. Pada masa pemerintahan Orde Baru, dikembangkan budaya politik modern yang dimaksudkan untuk tidak mengedepankan budaya etnis atau agama tertentu. Pada masa pemerintahan ini, ada dua tujuan yang ingin dicapai yakni stabilitas keamanan dan kemajuan.
            Menurut antropolog berkebangsaan Amerika Serikat, Clifford Geertz, ada tiga macam budaya politik yang berkembang di Indonesia, yaitu.
1.)    Budaya Politik Abangan
=>Budaya politik yang masyarakatnya yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap roh makhluk halus yang dapat memengaruhi manusia. Tradisi selamatan merupakan ciri khas masyarakat ini. Upacara selamatan dilakukan untuk mengusir roh jahat.
2.) Budaya Politik Santri
=>Budaya politik ini yang masyarakatnya lebih menekankan pada keaagamaan. Khusunya agama Islam. Masyarakat santri biasanya diidentikkan dengan kelompok yang sudah menjalankan ibadah atau ritual agama islam. Pendidikan masyarakat santri ditempuh melalui lembaga pendidikan yang ada dalam pondok pesantren, madrasah atau masjid. Pekerjaan masyarakat ini biasanya pedagang.
3.) Budaya Politik Priyayi
=>Budaya politik ini menekankan keluhuran tradisi. Priyayi adalah masyarakat kelas atas atau aristrokat. Pekerjaan ini biasanya oleh priyayi adalah para birokrat.
            Tipe Budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukan, sebagai berikut.
1.)    Budaya Politik Militan
=>Jika pernyataan umum dari pimpinan masyarakat bernada sangat militan, dapat menciptakan ketegangan dan menumbuhan konflik. Kesemuanya dapat menutup jalan bagi pertumbuhan kerja sama. Ciri-cirinya sebagai berikut.
   a.) Perbudakan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang baik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat atau menantang.
   b.) Bila terjadi krisis, yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah.
   c.) Masalah pribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
2.) Budaya Politik Toleransi
=>Budaya politik dengan jiwa toleransi hampir selalu mengundang kerja sama, saling menghormati dan saling menghargai. Ciri-cirinya adalah.
   a.) Pemikiran yang berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai.
   b.) Berusaha mencari konsensus yang wajar dan selalu membuka pintu untuk kerja sama.
   c.) Sikap netral atau krisis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
3.) Budaya Politik Absolut
=>Budaya politik absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tidak dapat dirubah lagi. Ciri-cirinya sebagai berikut.
   a.) Pola pikirnya hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan kehendaknya dan menolak atau menyerang hal-hal baru atau berlarian (bertentangan)
   b.) Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi dan kurangnya pengaruh dari luar.
   c.) Jarang bersifat krisis terhadap tradisi, cenderung berusaha memelihara kemurnian tradisi, karena dianggap sakral.
4.) Budaya Politik Akomodatif
=>Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan tersedia menerima apa saja yang dianggap berharga. Ciri-cirinya sebagai berikut.
   a.) Bersedia menerima kembali tradisi-tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
   b.) Melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan.
   c.) Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.
Bab IV

Penutup

            Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan. Hanya itu yang dapat kami uraikan. Semoga pembahasan dari permasalahan diatas dapat bermanfaat untuk semuanya. Terutama untuk anda sebagai pembaca dari makalah sederhana kami ini. Kami haturkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas partisipasi untuk membaca atau meninjau makalah sederhana kami ini. Ditunggu komentar bijaknya. Terima kasih.

Kesimpulan

1.)    Pengertian umum dari Budaya politik => politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
2.)    Ciri-ciri Budaya Politik =>
a.)    Adanya nilai-nilai keyakinan dan sikap emosi terhadap pemerintah
b.)    Adanya sikap dan orientasi warga negara terhadap sistem yang dijalankan.
c.)    Adanya kepedulian dan kesadaran individu, masyarakat dan warga negara terhadap proses penyelenggaraan suatu negara.
d.)   Adanya keinginan individu atau warga negara untuk memenuhi atau mengendalikan pemerintahan.
3.)    Macam-macam Budaya Politik =>
a.)    Budaya Politik Parokial (Parichial political culture)
b.)    Budaya Politik Subjek (Subject political culture)
c.)    Budaya Politik Partisipan (Participant political culture)
4.)    Tipe-tipe Budaya Politik
Secara umum,
a.)    Budaya Politik Tradisional
b.)    Budaya Politik Islam
c.)    Budaya Politik Modern
Menurut Clifford Geertz,
a.)    Budaya Politik Abangan
b.)    Budaya Politik Santri
c.)    Budaya Politik Priyayi
Berdasrkan sikap,
a.)    Budaya Politik Militan, cirinya :
   1.) Perbudakan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang baik, tetapi      dipandang sebagai usaha jahat atau menantang.
   2.) Bila terjadi krisis, yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah.
   3.) Masalah pribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
b.)    Budaya Politik Toleransi, cirinya :
   1.) Pemikiran yang berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai.
   2.) Berusaha mencari konsensus yang wajar dan selalu membuka pintu untuk kerja sama.
   3.) Sikap netral atau krisis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.
c.)    Budaya Politik Absolut, cirinya :
   1.) Pola pikirnya hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan kehendaknya dan menolak atau menyerang hal-hal baru atau berlarian (bertentangan)
   2.) Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi dan kurangnya pengaruh dari luar.
   3.) Jarang bersifat krisis terhadap tradisi, cenderung berusaha memelihara kemurnian tradisi, karena dianggap sakral.
d.)   Budaya Politik Akomodatif, cirinya :
   1.) Bersedia menerima kembali tradisi-tradisi berdasarkan perkembangan masa kini.
   2.) Melihat perubahan hanya sebagai salah satu masalah untuk dipikirkan.
   3.) Perubahan mendorong usaha perbaikan dan pemecahan yang lebih sempurna.

Saran

            Jika ditinjau dari pengertian umum, budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh suasana zaman saat itu dan tingkat pendidikan dari masyarakat itu sendiri.
Maka, seharusnya kehidupan politik di Indonesia yang dewasa ini memanas segera ditangani karena politik itu budaya dan seharusnya jika dari sudut pandang budaya, kita sebagai manusia pasti saling memerlukan maka seharusnya saling menghormati dan saling menghargai. Saling menghargai karena perbedaan yang ada seperti tingkat pendidikan dan sebagainya. Itu semua perlu untuk menciptakan kehidupan politik yang sehat di sebuah negara. Tidak perlu merasa paling benar tetapi tinjau lah diri sendiri. Apa kontribusi yang sudah diberikan kepada negara tercinta ini? Mari ciptakan kehidupan politik yang sehat dalam negara ini. Terlebih kita adalah generasi penerus bangsa. Diperlukan kematangan mental untuk menciptakan sebuah kehidupan politik yang sempurna.