Jumat, 20 September 2013

Kerajaan Kutai Kartanegara


Letak Geografis Kerajaan Kutai
            LETAKNYA SANGAT STRATEGIS 
berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India
Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong. Lihat Gambar 1.1!
Gambar 1.1
Sumber Sejarah Kerajaan Kutai
            Kerajaan Hindu pertama di Indonesia ini ditemukan karena adanya beberapa prasasti sebanyak 7 Yupa. Yupa adalah sebuah buah batu bertulis bahasa sansekerta yang sengaja dibuat untuk peringatan upacara kurban. Dengan demikian ditaksir Kerajaan Kutai telah ada sejak 400 Masehi. Dengan ditemukannya prasasti tersebut didapat pernyataan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga, Kakek dari Raja Mulawarman.
Ayah dari Raja Mulawarman adalah Raja Asawarman, raja ke-dua yang menggantikan Kudungga. Asawarman merupakan anak dari Raja Kudungga. Pengankatan Asawarman menjadi seorang Raja dengan cara vratyastoma, sebuah cara hindu yang berarti pengangkatan seseorang menjadi kasta yang tinggi atau bangsawan.
5 Kasta Kerajaan Hindu Kutai Kertanegara : Kasta bangsawan, kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra.
Kemudian Raja Asawarman di Gantikan oleh Anaknya yang bernama Mulawarman. Diketahui Bahwa raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara.
Kemudian, Kerajaan Kutai Kertanegara Terus berganti – ganti Raja, berikut adalah Nama Nama Raja Kerajaan Kutai Kertanegara : Maharaja Marawijaya Warman, Maharaja Gajayana Warman, Maharaja Tungga Warman, Maharaja Jayanaga Warman, Maharaja Nalasinga Warman, Maharaja Nala Parana Tungga,  Maharaja Gadingga Warman Dewa, Maharaja Indra Warman Dewa, Maharaja Sangga Warman Dewa, Maharaja Candrawarman, Maharaja Sri Langka Dewa, Maharaja Guna Parana Dewa, Maharaja Wijaya Warman, Maharaja Sri Aji Dewa, Maharaja Mulia Putera, Maharaja Nala Pandita, Maharaja Indra Paruta Dewa, Maharaja Dharma Setia.
Hingga Runtuhnya Kerajaan Kutai, pada kekuasaan Maharaja Dharma Setia , Karena Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai

Menurut prasasti tersebut, raja Kerajaan Kutai yang terbesar
adalah Mulawarman. Ia adalah putra Aswawarman, sedangkan 
Aswawarman adalah putra Kundunga. Ditilik dari nama
sebutannya, para ahli berpendapat bahwa nama Mulawarman dan
Aswawarman memperoleh pengaruh dari India. Karena, di
India juga ditemukan nama-nama serupa. Sebaliknya, para ahli
mengatakan bahwa nama Kundungga yang merupakan kepala suku
itu adalah nama asli Indonesia. Selain itu, prasasti Yupa juga  
menyebut Aswawarman sebagai Dewa Ansuman atau dewa
Matahari dan dianggap sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga 
raja.
Raja Mulawarman sendiri telah menganut agama Hindu.
Bahkan dalam prasasti itu ditulis bahwa ia telah menyedekahkan
20.000 ekor lembu kepada para brahmana. Ia merupakan pendiri
dinasti dalam agama Hindu.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai

Ketujuh Yupa yang ditemukan di sekitar Muarakaman tidak
menyebutkan secara spesifik kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai.
Hanya salah satu Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman
telah mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan
sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan brahmana. Tidak ada
sumber yang pasti tentang asal usul emas dan sapi yang biasa
digunakan untuk upacara-upacara kerajaan. Tetapi dari situ kita
bisa menduga bahwa Kerajaan Kutai telah melakukan aktivitas
perdagangan.

Kehidupan Sosial Kerajaan Kutai

Kehidupan sosial dalam Kerajaan Kutai bisa dilihat dari
pelaksanaaan upacara penyembelihan kurban. Salah satu yupa
menyebutkan bahwa Raja Mulawarman memberikan sedekah
berupa 20.000 ekor lembu kepada kaum brahmana. Sedekah itu
sendiri dilaksanakan di tanah suci yang bernama Waprakeswara,
yaitu tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa. Dari peristiwa itu,
kita bisa melihat bahwa hubungan yang terjadi antara Raja
Mulawarman dengan kaum brahmana terjalin secara erat dan
harmonis.



Kehidupan Budaya Kerajaan Kutai


Karena Kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh agama Hindu,
maka kehidupan agamanya telah lebih maju. Salah satu contohnya
adalah pelaksanaan upacara penghinduan atau pemberkatan
seseorang yang memeluk agama Hindu yang disebut Vratyastoma.
Upacara tersebut dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman
dan dipimpin oleh para pendeta atau brahmana dari India. Baru
pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara tersebut
dipimpin oleh kaum brahmana dari Indonesia. Dari situ kita bisa
melihat bahwa kaum brahmana dari Indonesia ternyata telah
memiliki tingkat intelektual yang tinggi karena mampu menguasai
bahasa Sanskerta. Karena, bahasa ini bukanlah bahasa yang
dipakai sehari-hari oleh rakyat India melainkan bahasa resmi
kaum brahmana untuk masalah keagamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar