Sabtu, 03 Maret 2012

Surat Untuk Pak Bupati


Kuningan, 01 November 2011
Yth. Bapak H. Aang Hamid Suganda S.sos.
 Bupati Kab. Kuningan
 di Kuningan


Assalaamu’alaikum wr. wb. Lewat sepucuk surat sederhana ini saya akan menyampaikan beberapa harapan saya untuk kemajuan pembangunan di Kabupaten Kuningan tercinta kita ini. Semoga bermanfaat bagi semuanya, Aamiin. Sebelumnya saya mengucapkan selamat atas keberhasilannya, Pak! menyulap Kabupaten Kuningan menjadi lebih baik dari berbagai bidang. Saya harap untuk kedepannya lebih baik lagi agar Kabupaten Kuningan termasuk kabupaten yang didalamnya adalah orang-orang yang beruntung. Terutama lebih baik dalam hal pendidikan dan dalam hal sistem pemerintahan. Menurut saya Kabupaten Kuningan mempunyai banyak potensi. Termasuk potensi sumber daya manusianya. Walhamdulillaah wasyukurillaah, kabupaten Kuningan mempunyai banyak orang-orang pintar bahkan genius tetapi sangat disayangkan sekali, karena banyak orang-orang yang dititipkan kecerdasan oleh Allah SWT itu yang kurang mampu atas materi sehingga mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tholabul’ilmi itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimat dan ada juga pepatah yang mengatakan bahwa “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.” Saya cukup prihatin atas keadaan seperti itu. Harapan saya hanyalah satu yaitu Bapak dan semua rekan-rekan Bapak yang terlibat dalam pembangunan Kabupaten Kuningan bisa menanggulangi masalah tersebut. Namun, saya mau usul Pak! mungkin usulan saya ini memang sederhana tetapi butuh waktu yang tepat, tenaga kerja yang professional dan materi yang cukup lumayan besar tetapi InsyaAllah banyak manfaatnya. Untuk menanggulangi masalah diatas menurut usulan saya adalah bagaimana jika di Kabupaten Kuningan ini dilaksanakan sebuah seleksi untuk mendapatkan beasiswa bagi mereka yang kurang mampu tetapi beasiswa ini kan sampai ke jenjang perguruan tinggi jadi yang berhak mendapatkan beasiswa ini hanyalah anak-anak yang pintar saja. Seleksi ini dilaksanakan secara serentak di semua sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Kuningan. Setelah seleksi pertama selesai barulah dipilih nilai yang paling bagus terus dilaksanakan seleksi sampai mendapat yang benar-benar terbaik. Namun yang dipilih janganlah anak-anak yang berada tetapi yang harus dipilih adalah anak-anak yang kurang mampu. Karena jika anak-anak yang berada pasti mereka pintar karena diberi les atau bimbel oleh orang tua mereka. Mungkin usulan saya ini cukup membutuhkan penanganan yang serius tetapi InsyaAllah bisa membantu pembangunan di Kabupaten Kuningan ini. Lebih baik dalam hal pendidikan berarti lebih baik juga dalam masa depan yang akan datang. Semoga bermanfaat bagi semuanya. Semoga Bapak tetap menjadi leader terbaik di hati rakyat Kuningan dan tetap istiqomah di jalanNya. Aamiin.. Harapan saya bukan hanya di bidang pendidikan saja tetapi dalam sistem pemerintahannya juga. Semoga Bapak dan semua rekan-rekan Bapak memiliki karakter ruuhul jundiyah (karakter keprajuritan yang di dalamnya terkandung jiwa ksatria) dan juga memiliki karakter hamasah jundiyah (Semangat perjuangan) dan tidak mempunyai karakter hubbul manaashib (cinta kepada kepangkatan, jabatan-jabatan) bahkan munafasah 'alal manashib (berlomba-lomba untuk meraih jabatan-jabatan). Ada pepatah dalam bahasa Arab mengatakan bahwa “Kun kitaaban mufiidan bila 'unwaanan, wa laa takun 'unwaanan bila kitaaban.” Yang mempunyai arti “Jadilah kitab yang bermanfaat walaupun tanpa judul. Namun, jangan menjadi judul tanpa kitab.” Janganlah memiliki nama dengan gelar yang sangat panjang tetapi tidak pernah bermanfaat bagi rakyatnya. Dari berbagai sumber yang saya temukan banyak ibrah (pelajaran/pengajaran) yang bisa kita petik dari kisah-kisah pada dahulu kala contohnya adalah cerita Umar bin Khattab yang memberhentikan Khalid bin Walid pada saat memimpin perang. Hal ini dilakukan untuk menghentikan pengultusan kepada sosok panglima yang selalu berhasil memenangkan pertempuran ini. Khalid menerimanya dengan ikhlas. Dengan singkat, ia berujar, "Aku berperang karena Allah dan bukan karena Umar atau jabatanku sebagai panglima." Ia pun tetap berperang sebagai seorang prajurit biasa. Khalid dicopot "judul"-nya sebagai panglima perang. Namun, ia tetap membuat "kitab" dan membantu menorehkan kemenangan. Semoga kita bisa melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kuningan dengan tetap istiqomah di jalanNya dan bebas dari pejabat-pejabat yang hubbul manaashib bahkan munafasah 'alal manashib, Aamiin… Demikian surat ini saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan ucap atau kata-kata yang kurang berkenan di hati Bapak. Semoga kita bisa membuat semuanya menjadi lebih baik.. Aamiin.. wabillahi taufik wal hidayah


 wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



     
Hormat Saya
Fiona Artha Adikusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar