Sahabat pembaca rahiimakumullah,
pernahkah hati kecil anda bertanya tentang kesendirian anda yang tidak mengarah
terhadap apapun yang ada di sekitar anda? Mungkin, diantara anda ada yang sudah
dan ada yang belum. Bagi anda yang sudah, bagaimana rasanya? Anda pasti merasa
bingung atau bahkan sudah sampai taraf kecewa?
Bagi saya, rasa bingung terhadap
masalah kesendirian itu merupakan bagian dalam hidup saya yang paling tidak
bersahabat dengan saya, mengapa demikian? Mungkin bagi anda yang sudah
merasakan bagian itu juga sependapat dengan saya. Tapi, apakah ada seseorang
yang mempunyai masalah yang sama tapi tidak sependapat?
Pasti ada saja orang-orang yang tidak
sepaham atau tidak sependapat, karena perbedaan pendapat itu merupakan suatu
hal yang lumrah. Saya berpendapat seperti itu karena memang jika saya sudah
bingung, saya selalu ragu untuk melangkah, seperti seseorang pembuat kue yang
baru belajar membuat kue cake chiffon yang menggunakan tepung terigu dan tepung
maizena. Jika si pembuat kue yang baru belajar itu belum bisa membedakan kedua
tepung itu dengan benar, apa yang akan terjadi?
Si pembuat kue yang baru belajar itu
bingung dan ragu untuk melangkah pada step selanjutnya. Seperti hal nya diri
saya pribadi, saya bingung jika harus memilih seseorang antara si A atau si B
atau mungkin si C dan seterusnya... mana kah seseorang yang Allah ridhoi untuk
saya? Saya belum bisa memilih dengan begitu saja seperti hal nya anak kecil
yang memilih permen karena seorang anak kecil yang memilih permen itu hanya
menilai dari luar nya saja, misalnya anak kecil itu lebih memilih permen
berwarna merah muda ketimbang yang berwarna merah tua. Siapa tau, jika permen
berwarna merah muda itu mempunyai rasa yang asam?
Tentu tak akan ada yang tau rasa permen
merah muda itu berasa masam sebelum ada yang mencicipi nya terlebih dahulu,
lalu pertanyaan sekarang.. apakah jika memilih seorang pendamping harus
dicicipi terlebih dahulu? Agar tidak tertipu seperti halnya anak kecil yang
memilih permen? Sudah pasti jawaban nya adalah TIDAK!
Bagaimana bisa kita melangkah dengan
sesuatu yang kurang baik? Apakah anda bisa memilihnya tanpa ada sebuah kesulitan
apapun atau bahkan kekhawatiran salah memilih? Sementara orang-orang sekitar
anda terus menggunjing anda dengan segala resiko yang akan anda tanggung di masa
depan hidup anda bersama seseorang?
Wahai Imamku! Dimana kamu? Aku menunggu
begitu lama sampai aku bingung untuk apa waktu yang begitu lama ini? Kemana lagi
aku harus berikhtiar mencari dirimu? Apakah engkau akan datang kepada ku dengan
menggenggam dunia di tanganmu dan membawa akhirat di hatimu? Jika ya begitu,
sampai kapan aku harus menunggu dirimu? Apakah kamu belum mantap hati? Apakah kamu
masih memperbaiki diri?
Yaa Allah... yaa Rabbi... berilah hamba
ilhamMu untuk menuju ridhoMu, hamba menunggu jawabanMu di setiap sujud
istikharah ku dalam malamMu. Hati ini merintih berdo’a menanti jawabanMu yaa
Illahi Rabbi...
Aku yakin! Engkau sedang menyiapkan
seseorang yang terbaik untuk hamba. Tapi, bagaimana jawabanMu terhadap do’a ku
ya Rabb...?
Untuk Imamku disana... jagalah dirimu
baik-baik, perbaiki dirimu karena aku pun sedang berusaha memperbaiki diri ini
untuk menjadi lebih baik. Aku ingin bertemu dengan mu dalam keadaan baik dan
dalam suasana baik pula. Genggam dunia ini! Catat akhirat di hatimu! Raih ridhoNya
bersamaku di perjalanan kita nanti.
Sekarang aku telah sadar bahwa tugasku
bukan mencari dirimu tetapi mensholehkan diri ini. Biarlah aku menunggu karena
aku yakin engkau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu untuk menjadi
imam ku dan ayah terbaik dari anak-anak ku yang saleh dan salehah nanti. Ingat!
Aku mencintai dirimu karena agama yang ada pada dirimu, jika agama di dalam
dirimu itu luntur maka sudah luntur pula cinta ku padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar