Prolog :
Pagi yang cerah mewarnai suasana di sekolah setiap harinya. Siswa yang berkeliaran di lingkungan sekolah sudah menjadi tontonan mata yang tak asing lagi. Guru-guru ke sekolah dengan gagah dan kesiapannya untuk memberikan pendidikan kepada siswa.
Buru-buru masuk kelas setelah bel berbunyi tanda masuk pun menjadi hal biasa yang dilakukan oleh banyak siswa.
(tettt..... Tetttt...... Bunyi bel terdengar)
Sang guru memulai profesinya di sebuah sekolah yang memiliki siswa dengan berbagai macam karakter.
Dengan penuh kesiapan dan percaya diri dia memasuki kelas dengan kewibawaannya.
Sang guru itu masih lajang dan ganteng, sehingga banyak menarik perhatian siswanya, terutama siswa perempuan.
*dikelas*
(Seluruh siswa tergesa-gesa memposisikan diri ditempat duduk masing-masing)
Murid : “Sssttttt...... Ada guru! Ada guru!”
Guru : “Selamat pagi anak-anak!”
Murid : “pagi pak.....”
Guru : “Sebelum belajar, kita berdo’a dulu yah.. Silahkan dipimpin!”
(Seluruh siswa menundukan kepala)
Murid : “Selesai”
Guru :”Baiklah anak-anak.. Kita mulai pembelajaran kali ini. Kita belajar menggunakan kurikulum 2013 ya! Ada yang tau kurikulum 2013 itu seperti apa? Ayo siapa yang mau jawab?”
Murid : “Kurikulum tidak jelas itu kan bu?”
(Guru geleng-geleng kepala, siswa lain tertawa)
Guru : “Kurikulum 2013 itu, kurikulum yang menuntut agar kalian sebagai siswa lebih aktif, tidak hanya menerima materi dari guru.”
Murid : “Woww.. Kita bisa lebih rajin nih!”
Guru : “Yaa... Itu harapan semua guru! Baiklah kita lanjut lagi belajar. Untuk pembelajaran kali ini, kita akan mengekspresikan diri kita melalui puisi. Okey. Bapak membebaskan kepada kalian untuk membuat puisi sekarang! Silahkan, saya beri waktu 15 menit!”
Murid 1 : “Puisi cinta boleh kan pak?” (dengan centil dan agresif)
(Semua murid tertawa dan menyoraki kelakukan Murid 1)
Guru : “Tadikan bapak sudah bilang, saya membebaskan anda semua untuk membuat puisinya. Termasuk penentuan temanya.”
Murid 0 : “Tuh kan! Makanya kalau guru lagi ngomong didepan dengerin!”
Guru : “Sudah sudah! Kerjakan sekarang!”
Semua anak bergegas membuat puisi, dikelas yang satu ini siswa yang ribut bukanlah hal yang aneh karena pada saat pak guru memberikan puisi saja, semua murid sangat aktif memainkan hape, mengobrol, bahkan terus memandang wajah pak guru ganteng. Dan lima belas menit kemudian.
Murid 1 : “Puisi saya sudah jadi pak!”
Guru : (Melihat jam tangan)”Loh.. Waktu masih ada 10 menit lagi!”
(Tiba-tiba murid perempuan lain datang untuk menyerahkan puisinya juga.)
Murid 2 : “Saya dulu pak! Sebelum dia selesai, puisi saya selesai duluan!”
Murid 1 : “Ihhhh... Apa sih kamu! Udah jelas aku maju duluan kesini!” (dengan nada sedikit ketus)
Murid 2 : “Arghhh..... Kamu ini ya! Centil dasar!”
Guru : “Sudah sudah!!! Kalian duduk ke bangku masing-masing!”
Bapak guru ganteng pun mencoba menenangkan suasana kelas yang gaduh.
Guru : “Waktu habis! Sekarang coba saya akan melihat karya kalian!”
Murid 1 : “Aku dulu pak! Aku bakal baca puisinya.” (dengan nada centil)
Semua murid mentertawakan kelakuan murid 1 yang kecentilan terhadap bapak ganteng.
Guru : “Sudah! Sudah! Semuanya tenang! Sekarang kalau kamu bersedia membacanya di depan teman-teman kamu, silahkan saya beri kamu kesempatan.”
Murid 1 : “Terima kasih pak...”
*Pembacaan puisi dimulai*
Murid 1 : “Kau bagaikan cahaya rembulan, yang menerangi malamku...kau bagaikan cahaya mentari, yang menemani hariku...”
“Huuuuuuuuuuuuuuuu” kata siswa yang lainnya... “...alay..alay..alay!!!”
Ketika Murid 1 membacakan puisinya, semua siswa laki-laki menyuraki dan mentertawakan namun murid 1 tetap pede dan nyaman serta bangga membaca puisi buatannya itu di depan kelas.
*Setelah Pembacaan Puisi Murid 1*
Dan pak guru ganteng itu memberikan beberapa wejangan untuk puisi murid 1.
Guru : “Puisimu sudah bagus, cara penyampaianmu juga bagus. Sudah ada perasaan pede dan nyaman. Itu sesuai dengan kurikulum 2013. Tapi anak-anak semuanya harus tau bahwa di kurikulum 2013 juga diajarkan kesopanan dalam bagian nilai afektif.”
Ketika pak guru ganteng sedang menjelaskan tentang kurikulum 2013, tiba-tiba datang seorang siswi yang membawa map ke dalam kelas seraya mengucapkan salam dengan lantang.
Murid 2 : “Assalaamu’alaikum!” (jalan perlahan menuju meja guru dan mencium tangan pak guru ganteng)
Murid 2 : “Bapak, maaf... Saya terlambat masuk kelas bapak. Karena saya harus menyelesaikan tugas di organisasi. Membuat proposal untuk kegiatan hari guru”
Guru : “Ya! Tidak apa-apa. Silahkan duduk!”
Salah satu murid terjahil dikelas pun merasa iri dan tiba-tiba berbicara dengan polosnya.
Murid 3 : “Huh! Bapak tuh ya! Dia baru masuk loh pak! Harusnya bapak kasih dia hukuman dulu. Ga adil dong pak! Dia kan telat dan telat itu salah!”
Murid 4 :”iya nih! Bapak ga adil! Huuuuuu....” (bersorak diikut dg siswa lainnya)
Guru : “Sudah sudah! Tenang semuanya! Tadi kan sudah bapak jelaskan mengenai kurikulum terbaru kita, kurikulum 2013 yang mengharuskan kalian sebagai siswa harus aktif dan teman kalian yang baru saja datang sudah melaksanakan apa yang ada di kurikulum tersebut.”
Murid 5 : “Hahahaha... Bapak gimana sih pak! Dia kan aktif diluar kelas?! Kan aktif yang dimaksud di kurikulum itu adalah aktif di kelas pak!”
Guru : “Benar memang! Tapi, teman kalian itu mempunyai tanggung jawab aktif diluar kelas maka otomatis dia mempunyai tanggung jawab untuk membagi waktu. Pembagian waktu untuk aktif diluar kelas dan didalam kelas itu harus seimbang! Dan seharusnya, kamu Murid 2 terlebih dahulu izin kepada siapapun guru yang sedang mengajar dikelas.”
Murid 2 : “Iya pak, maafkan saya karena tadi saya lupa meminta izin pada bapak.”
Guru : “Iya untuk sekarang saya maafkan. Lain kali jangan diulang lagi.”
Murid 2 : “Baik pak, terima kasih.”
Guru : (tersenyum)
Guru : “Kita kembali ke materi kita sebelumnya. Tadi, teman kalian Murid 1 telah menyampaikan karyanya kepada kalian semua. Sekarang, siapakah yang bisa menganalisis puisi teman kalian Murid 1?”
Murid 6 : “Saya pak! Saya mau mencoba menganalisis puisinya.”
Guru : “Oke, silahkan!”
*Murid 6 menganalisis puisi murid 1 di depan kelas*
Yeeeee...... Bagus bagus... (teriak para siswa dikelas)
Murid 7 : “Aneh ya? Teman-teman kita memberikan tepuk tangan kepada penganalisa puisi tetapi menyoraki pencipta puisinya! Hihihii.... Si murid 1 lagi ga mujur kali ya?”
(Bunyi bel tanda berakhirnya jam pelajaran mulai terdengar... Tetttt.... Tetttt.....)
Guru : “Ya anak-anak, pelajaran bahasa Indonesia telah selesai. Kita lanjutkan di pertemuan selanjutnya. Selamat siang semuanya!”
“Siang pak...” (balas murid dengan serempak)
Epilog : Siang itu semua siswa dan guru saling belajar bahwasannya dalam hidup kita memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, siswa dan guru yang mempunyai tanggung jawab masing-masing harus saling mengisi satu sama lain dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Seperti halnya kurikulum 2013 yang tak perlu ditakuti bahkan harus diikuti karena torehan manfaat yang bisa kita tuai di masa depan kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar