PENDAHULUAN
Sebagai
sarana pembelajaran Taman Purbakala Cipari menjadi suatu media untuk
pembelajaran masyarakat,terutama masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat
Kuningan Jabar.Pelaksanan kunjungan ke Taman Purbakala Cipari diikuti oleh
semua siswa-siswi SMPN 3 Kuningan yang bertujuan untuk menambah wawasan para
siswa agar semua siswa yang awalnya tidak mengetahui sejarah yang terkandung di
Taman Purbakala Cipari dan menjadi mengetahui itu semua karena itu Taman
Purbakala Cipari telah diakui sebagai media
pembelajaran
sehingga
sesampai di lokasi semua siswa dan siswi SMPN 3 Kuningan membuka makanan dan
minuman bekal masing-masing siswa.
Tujuan kegiatan tersebut untuk menambah wawasan para siswa dan sekaligus untuk
melepaskan rasa penat bagi kelas junior yang baru melaksanakan kegiatan MOS.
Manfaat dari kegiatan tersebut banyak sekali selain menambah wawasan juga
meningkatnya konsentrasi para siswa saat proses belajar mengajar dimulai.
Penyelenggara
kegiatan tersebut adalah sekolah dan mungkin berdasarkan usul dari OSIS,yang
mengikuti kegiatan tersebut adalah seluruh siswa SMPN 3
Kuningan.
Kegiatan
tersebut diselenggarakan dalam rangka berwisata sambil belajar dan selain
itu kegiatan ini diselenggarakan karena banyak manfaatnya dan di sisi lain
kegiatan ini diselenggaran agar para siswa tidak penat terhadap keseharian di
rumah,di masyarakat dan begitu pula di sekolah.
Sejarah Singkat Taman Purbakala Cipari
Kelurahan
Cipari Kecamatan Cigugur adalah salah satu tempat ditemukannya peninggalan
kebudayaan prasejarah di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Selain Cipari, ada
paling sedikit delapan tempat di sekitar kaki gunung Ciremai yang terdapat
peninggalan bercorak Megalitik, Klasik, Hindu-Buddha, dan kolonial Belanda.
Di
Cipari sendiri ditemukan tiga peti kubur batu yang di dalamnya terdapat bekal
kubur berupa kapak batu, gelang batu, dan gerabah. Bekal kubur ini masih
tersimpan dalam bangunan meseum. Di dalam peti tidak ditemukan kerangka
manusia, karena tingkat keasaman dan kelembapan tanah yang terletak 661 meter
di bawah permukaan laut itu terbilang tinggi, sehingga tulang yang
dikubur mudah hancur.
Area
ditemukannya artefak-artefak batu dan gerabah masih tertata baik, juga tingkat
kedalaman benda-benda itu terkubur masih orisinal. Peti kubur yang terbuat dari
batu indesit besar berbentuk sirap masih tersusun di tempatnya semula. Mengarah
ke timur laut barat daya yang menggambarkan konsep-konsep kekuasaan alam,
seperti matahari dan bulan yang menjadi pedoman hidup dari lahir sampai
meninggal.
Peti
kubur batu yang ada situs purbakala Cipari ini memiliki kesamaan dengan fungsi
peti-peti kubur batu di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Masyarakat Sulawesi
Utara menyebut peti kubur batu sebagai waruga, masyarakat Bondowoso menyebutnya
pandusa, dan masyarakat Samosir menyebutnya tundrum baho.
Ada
pula tanah lapang berbentuk lingkaran dengan diameter 6 m dengan dibatasi
susunan batu sirap, di tengah-tengahnya terdapat batu. Tempat yang bernama Batu
Temu Gelang ini adalah lokasi upacara dalam hubungan dengan arwah nenek moyang
serta berfungsi sebagai tempat musyawarah.
Di
kawasan ini juga ada altar batu (punden berundak), yakni bangunan
berundak-undak yang di bagian atasnya terdapat benda-benda megalit atau makam
seseorang yang dianggap tokoh dan dikeramatkan. Altar ini berfungsi sebagai
temapt upacara pemujaan arwah nenek moyang.
Di
ketinggian tertentu terdapat pula menhir, yakni batu tegak kasar sebagai medium
penghormatan sekaligus tempat pemujaan. Ada pula dolmen (batu meja) yang
tersusun dari sebuah batu lebar yang ditopang beberapa batu lain sehingga
berbentuk meja. Fungsi dolmen sebagai tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang
sekaligus tempat peletakan sesaji. Terdapat juga batu dakon (lumpang batu),
yakni batu berlubang satu atau lebih, berfungsi sebagai tempat membuat ramuan
obat-obatan.
Luas
Situs Taman Purbakala Prasejarah Cipari 6.364 meter persegi. Artefak-artefak,
yakni peti kubur batu, gerabah, gelang batu, beliung persegi, kapak perunggu,
dan manik-manik ditemukan pada beberapa kali penggalian.Berdasar temuan itulah
situs ini diduga berasal dari masa perundagian (paleometalik atau perunggu-besi)
yang masih melanjutkan tradisi megalitik, sekitar tahun 1.000—500 SM. Saat itu
masyarakat sudah mengenal cocok tanam dan organisasi yang baik.
Walaupun
ditemukan artefak-artefak namun temuan ini tidak dapat menjelaskan siapa yang
dikubur dalam tiga peti kubur batu itu dan bagaimana ciri-ciri fisiknya, selain
diperkirakan tiga orang itu adalah pemuka masyarakat.
Situs
Museum Taman Purbakala Cipari berada di lingkungan Kelurahan Cipari Kecamatan
Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Terletak di daerah berbukit dengan
ketinggian 661 meter dpl, di kaki gunung Ciremai bagian timur dan bagian barat
kota Kuningan. Cipari berjarak 4 kilometer dari ibukota Kuningan dan 35
kilometer dari kota Cirebon.
Area
ini sebelumnya adalah tanah milik Bapak Wijaya serta milik beberapa warga
lainnya. Pada tahun 1971, Bapak Wijaya menemukan batuan yang setelah diteliti
ternyata peti kubur batu, kapak batu, gelang batu, dan gerabah. Setelah
diadakan penggalian percobaan dengan tujuan penyelamatan artefak tahun 1972,
tiga tahun kemudian diadakan penggalian total. Setahun kemudian dibangun Situs
Museum Taman Purbakala Cipari. Pada 23 Februari 1978 museum diresmikan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. DR. Syarif Thayeb
Sekarang
kondisinya kurang terawat baik kondisi situs dan gedung museumnya. Hal ini
kurangnya perhatian dari pemerintahan kabupaten Kuningan sebagai tempat wisata
dan penelitian. Kurangnya perhatian dapat dilihat dari tidak dilakukan
perbaikan gedung, fasilitas pendukung keterangan situs dan buku yang menyangkut
situs tersebut. Seharusnya dilakukan peremajaan beberapa hal di atas juga
publikasi melalui situs resmi pemerintahan kabupaten Kuningan. Semoga kunjungan
pada bulan April 2009 yang baru dilakukan oleh Kami pad saat yang akan datang
ada perubahan yang berarti dan mendapat perhatian lebih.
ISI
Pada
Sabtu pagi,17 Juli 2010 siswa-siswi SMPN 3 Kuningan berbondong-bondong untuk
mengikuti acara kunjungan ke Taman Purbakala Cipari,kami berangkat dari sekolah
pukul 08:00 WIB dan tiba di sana sekitar pukul 09:30 WIB. Jarak dari sekolah ke
Taman Purbakala Cipari ± 3 km. jalan yang menanjak membuat kesan tersendiri
bagi kami.
Penyelenggaran
acara kunjungan ke Taman Purbakala Cipari merupakan kegiatan positif untuk
siswa –siswi SMPN 3 Kuningan,karena di sana kita mendapat wawasan yang cukup
dan juga untuk melepaskan rasa lelah dan penat semasa proses belajar
mengajar.
Siswa-siswi
SMPN 3 Kuningan didampingi Guru yang mengikuti wisata sambil belajar tersebut
mungkin sebagian senang karena kami berangkat bersama-sama dan di perjalanan
kami tertawa dan bercanda,suasana itu yang membuat siswa-siswi dan Guru merasa
senang.
Mengapa
kegiatan tersebut mengandung unsur positif,karena banyak objek yang menarik dan
lebih cenderung pada pelajaran sejarah dan semua suasana pada zaman dahulu
sangat terasa begitu masuk ke dalam meseum di Taman Purbakala Cipari .
Kegiatan
ini berlangsung dari sekolah menuju Taman Purbakala Cipari langsung kembali ke
sekolah untuk menyampaikan beberapa pengumuman penting yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar.
Kegiatan
ini cukup menyenangkan meski agak capek dan lelah,tetapi semua itu hilang saat
kita bercanda dan tertawa dengan teman-teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar