Sabtu, 19 Maret 2011

Laporan Perjalanan


PENDAHULUAN
         
Sebagai sarana pembelajaran Taman Purbakala Cipari menjadi suatu media untuk pembelajaran masyarakat,terutama masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Kuningan Jabar.Pelaksanan kunjungan ke Taman Purbakala Cipari diikuti oleh semua siswa-siswi SMPN 3 Kuningan yang bertujuan untuk menambah wawasan para siswa agar semua siswa yang awalnya tidak mengetahui sejarah yang terkandung di Taman Purbakala Cipari dan menjadi mengetahui itu semua karena itu Taman Purbakala Cipari telah diakui sebagai media pembelajaran          
sehingga sesampai di lokasi semua siswa dan siswi SMPN 3 Kuningan membuka makanan dan minuman bekal masing-masing siswa.
            Tujuan kegiatan tersebut untuk menambah wawasan para siswa dan sekaligus untuk melepaskan rasa penat bagi kelas junior yang baru melaksanakan kegiatan MOS.

            Manfaat dari kegiatan tersebut banyak sekali selain menambah wawasan juga meningkatnya konsentrasi para siswa saat proses belajar mengajar dimulai.
           
Penyelenggara kegiatan tersebut adalah sekolah dan mungkin berdasarkan usul dari OSIS,yang mengikuti kegiatan tersebut adalah seluruh siswa SMPN 3 Kuningan.     
Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka berwisata sambil belajar  dan selain itu kegiatan ini diselenggarakan karena banyak manfaatnya dan di sisi lain kegiatan ini diselenggaran agar para siswa tidak penat terhadap keseharian di rumah,di masyarakat dan begitu pula di sekolah.


Sejarah Singkat Taman Purbakala Cipari

Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur adalah salah satu tempat ditemukannya peninggalan kebudayaan prasejarah di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Selain Cipari, ada paling sedikit delapan tempat di sekitar kaki gunung Ciremai yang terdapat peninggalan bercorak Megalitik, Klasik, Hindu-Buddha, dan kolonial Belanda.

Di Cipari sendiri ditemukan tiga peti kubur batu yang di dalamnya terdapat bekal kubur berupa kapak batu, gelang batu, dan gerabah. Bekal kubur ini masih tersimpan dalam bangunan meseum. Di dalam peti tidak ditemukan kerangka manusia, karena tingkat keasaman dan kelembapan tanah yang terletak 661 meter  di bawah permukaan laut itu terbilang tinggi, sehingga tulang yang dikubur mudah hancur.

Area ditemukannya artefak-artefak batu dan gerabah masih tertata baik, juga tingkat kedalaman benda-benda itu terkubur masih orisinal. Peti kubur yang terbuat dari batu indesit besar berbentuk sirap masih tersusun di tempatnya semula. Mengarah ke timur laut barat daya yang menggambarkan konsep-konsep kekuasaan alam, seperti matahari dan bulan yang menjadi pedoman hidup dari lahir sampai meninggal.

Peti kubur batu yang ada situs purbakala Cipari ini memiliki kesamaan dengan fungsi peti-peti kubur batu di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Masyarakat Sulawesi Utara menyebut peti kubur batu sebagai waruga, masyarakat Bondowoso menyebutnya pandusa, dan masyarakat Samosir menyebutnya tundrum baho.
Ada pula tanah lapang berbentuk lingkaran dengan diameter 6 m dengan dibatasi susunan batu sirap, di tengah-tengahnya terdapat batu. Tempat yang bernama Batu Temu Gelang ini adalah lokasi upacara dalam hubungan dengan arwah nenek moyang serta berfungsi sebagai tempat musyawarah.

Di kawasan ini juga ada altar batu (punden berundak), yakni bangunan berundak-undak yang di bagian atasnya terdapat benda-benda megalit atau makam seseorang yang dianggap tokoh dan dikeramatkan. Altar ini berfungsi sebagai temapt upacara pemujaan arwah nenek moyang.

Di ketinggian tertentu terdapat pula menhir, yakni batu tegak kasar sebagai medium penghormatan sekaligus tempat pemujaan. Ada pula dolmen (batu meja) yang tersusun dari sebuah batu lebar yang ditopang beberapa batu lain sehingga berbentuk meja. Fungsi dolmen sebagai tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang sekaligus tempat peletakan sesaji. Terdapat juga batu dakon (lumpang batu), yakni batu berlubang satu atau lebih, berfungsi sebagai tempat membuat ramuan obat-obatan.

Luas Situs Taman Purbakala Prasejarah Cipari 6.364 meter persegi. Artefak-artefak, yakni peti kubur batu, gerabah, gelang batu, beliung persegi, kapak perunggu, dan manik-manik ditemukan pada beberapa kali penggalian.Berdasar temuan itulah situs ini diduga berasal dari masa perundagian (paleometalik atau perunggu-besi) yang masih melanjutkan tradisi megalitik, sekitar tahun 1.000—500 SM. Saat itu masyarakat sudah mengenal cocok tanam dan organisasi yang baik.

Walaupun ditemukan artefak-artefak namun temuan ini tidak dapat menjelaskan siapa yang dikubur dalam tiga peti kubur batu itu dan bagaimana ciri-ciri fisiknya, selain diperkirakan tiga orang itu adalah pemuka masyarakat.

Situs Museum Taman Purbakala Cipari berada di lingkungan Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Terletak di daerah berbukit dengan ketinggian 661 meter dpl, di kaki gunung Ciremai bagian timur dan bagian barat kota Kuningan. Cipari berjarak 4 kilometer dari ibukota Kuningan dan 35 kilometer dari kota Cirebon.

Area ini sebelumnya adalah tanah milik Bapak Wijaya serta milik beberapa warga lainnya. Pada tahun 1971, Bapak Wijaya menemukan batuan yang setelah diteliti ternyata peti kubur batu, kapak batu, gelang batu, dan gerabah. Setelah diadakan penggalian percobaan dengan tujuan penyelamatan artefak tahun 1972, tiga tahun kemudian diadakan penggalian total. Setahun kemudian dibangun Situs Museum Taman Purbakala Cipari. Pada 23 Februari 1978 museum diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. DR. Syarif Thayeb

Sekarang kondisinya kurang terawat baik kondisi situs dan gedung museumnya. Hal ini kurangnya perhatian dari pemerintahan kabupaten Kuningan sebagai tempat wisata dan penelitian. Kurangnya perhatian dapat dilihat dari tidak dilakukan perbaikan gedung, fasilitas pendukung keterangan situs dan buku yang menyangkut situs tersebut. Seharusnya dilakukan peremajaan beberapa hal di atas juga publikasi melalui situs resmi pemerintahan kabupaten Kuningan. Semoga kunjungan pada bulan April 2009 yang baru dilakukan oleh Kami pad saat yang akan datang ada perubahan yang berarti dan mendapat perhatian lebih.

ISI
Pada Sabtu pagi,17 Juli 2010 siswa-siswi SMPN 3 Kuningan berbondong-bondong untuk mengikuti acara kunjungan ke Taman Purbakala Cipari,kami berangkat dari sekolah pukul 08:00 WIB dan tiba di sana sekitar pukul 09:30 WIB. Jarak dari sekolah ke Taman Purbakala Cipari ± 3 km. jalan yang menanjak membuat kesan tersendiri bagi kami.

Penyelenggaran acara kunjungan ke Taman Purbakala Cipari merupakan kegiatan positif untuk siswa –siswi SMPN 3 Kuningan,karena di sana kita mendapat wawasan yang cukup dan juga untuk melepaskan rasa lelah dan penat semasa proses belajar mengajar.      
Siswa-siswi SMPN 3 Kuningan didampingi Guru yang mengikuti wisata sambil belajar tersebut mungkin sebagian senang karena kami berangkat bersama-sama dan di perjalanan kami tertawa dan bercanda,suasana itu yang membuat siswa-siswi dan Guru merasa senang.

Mengapa kegiatan tersebut mengandung unsur positif,karena banyak objek yang menarik dan lebih cenderung pada pelajaran sejarah dan semua suasana pada zaman dahulu sangat terasa begitu masuk ke dalam meseum di Taman Purbakala Cipari .

Kegiatan ini berlangsung dari sekolah menuju Taman Purbakala Cipari langsung kembali ke sekolah untuk menyampaikan beberapa pengumuman penting yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Kegiatan ini cukup menyenangkan meski agak capek dan lelah,tetapi semua itu hilang saat kita bercanda dan tertawa dengan teman-teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar