Senin, 07 Juli 2014

Dear Jokja…..


 Salam hangat untukmu disana, Asslaamu’alaikum…
Bagaimana kabarnya? Baik kan? Lama ya jemari kita tak merangkai kata-kata lagi dan saling berbalas satu sama lain. Lama ya hati kita tak tersambung lagi oleh sambungan yang entah dari mana asal dan awal keberadaannya. Sudah lama juga kita tak sempat menyapa di tengah kesibukan masing-masing.

Apa kamu masih ingat tentang hari yang telah kita lewati bersama? Apakah kamu ingat waktu penuh bunga cinta yang telah kita tebar di hari kita masing-masing? Apakah kamu ingat tentang lembaran buku harianku yang tiba-tiba suka menghilang dan menjadi lembaran kosong saja?

Ah ya! Aku sadar bahwa pertanyaanku itu terlalu vulgar untuk seorang perempuan. Mungkin orang lain bisa menilaiku bahwa aku perempuan lemah yang kegeeran akan semua yang aku alami. Ya! Itu penilaian mereka, tapi bagi aku seseorang yang merasakan langsung rasa itu justru berpikir sebaliknya! Aku merasakan hal itu! Tapi mungkin belum waktunya untuk hatiku mendapat apa yang sebenarnya ia mau.

Cinta, satu hal yang memang ajaib! Ketika sebagian orang percaya akan kekuatan dan keajaiban cinta tapi sebagiannya lagi malah mengtiadakan cinta yang pada hakikatnya ada dalam benak mereka sendiri. Ada yang menilai bahwa cinta tak bisa menjamin akan hadirnya kebahagiaan secara utuh karena tak semua cinta dapat menghadirkan kebahagian secara lahiriyah tetapi telah banyak contoh dari penggemar yang haqqul yakin pada cinta akan memberi bahagia secara batiniah sesuai dengan yang diharapkan.

Setiap insan boleh memilih dan menginjak lantai pendapat manapun selama itu baik bagi dirinya sendiri dan tak mengganggu kenyamanan orang lain dan terlebih lagi tak menghantam tembok kaidah yang telah Tuhan buat dan wajib kita tegakan bersama!

Tapi kadang godaan terkutuk selalu menghampiri hati bagi sebagian orang yang percaya akan kekuatan cinta yang tak berlandaskan cinta kepada Tuhannya. Tapi apakah salah apabila seorang insan memperjuangkan cintanya? Keiinginan hatinya? Meski masa depan dan dirinya menjadi korban? Tapi apakah kekuatan dari cinta dapat mengubah apa yang telah ada dan merakit apa yang akan ada dengan konsep yang lebih indah?

Kadang akupun berpikir bahwa pasti ada rencana Tuhan yang indah dibalik Dia mempertemukan hati kita ini, lalu apa rencanaNya yang sebenarnya sedang Ia rancang untuk kita? Apakah Tuhan mengizinkan kita untuk bersatu? Agar tercakuplah cinta kita dalam genggamanNya? Jika kita sudah bersatu dapatkah kita melabuhkan cinta kita pada cintaNya dan dapat mendidik generasi penerus, khalifah Allah dengan baik dan sesuai dengan syari’at dalam agamaNya? Dapatkah kita?


Ya! Aku belum tau itu semua, tapi mengapa hati ini selalu menjadi biru seolah sebuah samudera cinta dengan segala asin dinginnya dahaga rindu yang tak pernah terpuaskan? Apa rasa rindu ini haram bagiku? Ataukah memang ini takdirku untuk menyimpan rasa rindu yang sudah terlapau dalam di benakku? Terkadang aku ingin mengatakan ini kepadamu tapi posisiku sebagai seorang wanita memaksaku untuk bungkam diam seribu bahasa. Lidahku kelu ketika tiba-tiba mataku terkiblat kepadamu. Apa yang harus aku lakukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar