Salam
hangat untukmu disana, Asslaamu’alaikum…
Bagaimana
kabarnya? Baik kan? Lama ya jemari kita tak merangkai kata-kata lagi dan saling
berbalas satu sama lain. Lama ya hati kita tak tersambung lagi oleh sambungan
yang entah dari mana asal dan awal keberadaannya. Sudah lama juga kita tak
sempat menyapa di tengah kesibukan masing-masing.
Apa
kamu masih ingat tentang hari yang telah kita lewati bersama? Apakah kamu ingat
waktu penuh bunga cinta yang telah kita tebar di hari kita masing-masing?
Apakah kamu ingat tentang lembaran buku harianku yang tiba-tiba suka menghilang
dan menjadi lembaran kosong saja?
Ah
ya! Aku sadar bahwa pertanyaanku itu terlalu vulgar untuk seorang perempuan.
Mungkin orang lain bisa menilaiku bahwa aku perempuan lemah yang kegeeran akan
semua yang aku alami. Ya! Itu penilaian mereka, tapi bagi aku seseorang yang
merasakan langsung rasa itu justru berpikir sebaliknya! Aku merasakan hal itu!
Tapi mungkin belum waktunya untuk hatiku mendapat apa yang sebenarnya ia mau.
Cinta,
satu hal yang memang ajaib! Ketika sebagian orang percaya akan kekuatan dan
keajaiban cinta tapi sebagiannya lagi malah mengtiadakan cinta yang pada
hakikatnya ada dalam benak mereka sendiri. Ada yang menilai bahwa cinta tak
bisa menjamin akan hadirnya kebahagiaan secara utuh karena tak semua cinta
dapat menghadirkan kebahagian secara lahiriyah tetapi telah banyak contoh dari
penggemar yang haqqul yakin pada cinta akan memberi bahagia secara batiniah
sesuai dengan yang diharapkan.
Setiap
insan boleh memilih dan menginjak lantai pendapat manapun selama itu baik bagi
dirinya sendiri dan tak mengganggu kenyamanan orang lain dan terlebih lagi tak
menghantam tembok kaidah yang telah Tuhan buat dan wajib kita tegakan bersama!
Tapi
kadang godaan terkutuk selalu menghampiri hati bagi sebagian orang yang percaya
akan kekuatan cinta yang tak berlandaskan cinta kepada Tuhannya. Tapi apakah
salah apabila seorang insan memperjuangkan cintanya? Keiinginan hatinya? Meski
masa depan dan dirinya menjadi korban? Tapi apakah kekuatan dari cinta dapat
mengubah apa yang telah ada dan merakit apa yang akan ada dengan konsep yang
lebih indah?
Kadang
akupun berpikir bahwa pasti ada rencana Tuhan yang indah dibalik Dia
mempertemukan hati kita ini, lalu apa rencanaNya yang sebenarnya sedang Ia
rancang untuk kita? Apakah Tuhan mengizinkan kita untuk bersatu? Agar
tercakuplah cinta kita dalam genggamanNya? Jika kita sudah bersatu dapatkah
kita melabuhkan cinta kita pada cintaNya dan dapat mendidik generasi penerus, khalifah
Allah dengan baik dan sesuai dengan syari’at dalam agamaNya? Dapatkah kita?
Ya!
Aku belum tau itu semua, tapi mengapa hati ini selalu menjadi biru seolah
sebuah samudera cinta dengan segala asin dinginnya dahaga rindu yang tak pernah
terpuaskan? Apa rasa rindu ini haram bagiku? Ataukah memang ini takdirku untuk
menyimpan rasa rindu yang sudah terlapau dalam di benakku? Terkadang aku ingin
mengatakan ini kepadamu tapi posisiku sebagai seorang wanita memaksaku untuk
bungkam diam seribu bahasa. Lidahku kelu ketika tiba-tiba mataku terkiblat
kepadamu. Apa yang harus aku lakukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar