Jumat, 04 Juli 2014

Wajah Indonesia. Kemarin, Hari ini dan Esok


Tak peduli lagi seberapa cantik alam Ibu pertiwi, dengan sawah yang terhampar luas menghijau di setiap sudut alam, dengan riak air biru laut yang memenuhi rindangnya pantai dan indahnya senja yang selalu setia menemani air laut nan indah pada setiap pergantian hari. Keindahan budaya pun telah Tuhan beri pada bangsa Indonesia. Alam yang cantik, budaya yang menawan dan sumber daya yang melimpah. Sungguh! Anugerah yang sangat luar biasa, betapa cintanya Tuhan pada kita. Sayangnya, kita terlalu terlena akan semua yang kita punya. Rasa ingin selalu mendapat untung, rasa tamak dan serakah yang bersemayam dalam diri orang-orang yang berhasil menyematkan label negara terkorup di dunia pada Indonesia. Ironis! Permainan seni politik di Indonesia juga tak jarang diwarnai oleh korupsi.
            Sedari dulu, bangsa Indonesia memang mengalami satu keadaan sosial, ekonomi, politik yang sering tidak stabil. Hal tersebut dikarenakan memang Indonesia memiliki riwayat sejarah pemerintahan yang rumit. Sejak pertama pada zaman kerajaan, kerajaan-kerajaan Indonesia runtuh akibat perebutan kekuasaan yang menjadi satu bibit terjadinya korupsi. Sama halnya dengan keadaan pada zaman penjajahan. Pejabat-pejabat daerah menjadi boneka politik para penjajah demi kekuasaan dan kedudukan mereka di dalam pemerintahan. Dan sekarang pada zaman modern, korupsi telah berkembang dengan sangat “baik”.
            Dari awal kemerdekaan, 17 Agustus 1945 seolah menjadi awal berkembangnya korupsi dengan style yang berbeda. Berbalut style modern, korupsi kembali merajalela. Terlebih pada masa orde baru, masyarakat benar-benar apatis terhadap terselenggaranya pemerintahan. Inilah wajah pemerintahaan Indonesia dengan riwayat penyelenggaraan pemerintahan yang sangat mengkhawatirkan.
            Yang telah berlalu biarlah berlalu. Sejatinya, kita harus melihat sejarah agar kita tak jatuh pada lubang yang sama. Tapi tak dapat dipungkiri jua bahwasannya jika kita melihat permainan seni politik Bangsa Indonesia pada zaman ke zaman membuat kita bingung untuk mensinkronkan apa yang telah menjadi kebiasaan dan idealis dari seorang individu, hal tersebut dapat menimbulkan satu peperangan batin yang sangat luar biasa hebatnya. Menyeimbangkan apa yang telah menjadi kewajiban dan hal yang menjadi hak kita memang sulit. Belum lagi godaan-godaan yang siap menghampiri.
             Ada juga yang menyebutkan bahwa korupsi di Indonesia terjadi akibat mentalitas bangsa yang memang buruk hingga banyak yang mengkampanyekan untuk memperbaiki akhlak pribadi masing-masing. Memang semua itu bukan hal yang salah namun kurang tepat sasaran. Selain mentalitas atau keadaan dari akhlak masing-masing individu, kebiasaan pemerintahan yang otoriter juga mempengaruhi terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia.
            Kita juga tidak boleh saling menyalahkan, namun kita juga harus bersuara demi keadilan bersama. Tak ada lagi yang dapat bersuara jika kita terus berapatis terhadap jalannya pemerintahan. Jangan sampai korupsi menjadi budaya di Indonesia karena Indonesia mempunyai alam yang indah, budaya yang menawan dan beragam juga sumber daya yang melimpah. Sejatinya, hal tersebut seharusnya menjadi satu modal besar Indonesia untuk menjadi satu bangsa yang besar. Jika saja Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar, maka Negara maju di Eropa maupun di berbagai belahan dunia manapun tidak ada yang akan berani melawan Indonesia bahkan melecehkan Indonesia.
            Lihatlah pada zaman dahulu ketika orde lama Ir. Soekarno yang menolak bantuan pihak asing dan Indonesia dapat berdikari dengan apa yang Indonesia punya. Sebenarnya, pemuda Indonesia sekarang merindukan keadaan Negara yang stabil, yang dihargai oleh bangsa lain karena bagaimanapun juga Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dengan segala anugerah tuhan yang diberi pada Indonesia. Jika saja, orang-orang tamak itu tidak pernah ada. Mungkin Negara ini aman nyaman dan tentram dengan segala yang dipunyai oleh Negara besar ini.
            Masa depan bangsa memang ditangan kami selaku pemuda, generasi penerus bangsa yang Indonesia harapkan. Tapi tolong, kami butuh struktur pemerintahan yang teratur yang sesuai aturan. Kami tak mau, idealis yang telah kami punya. Yang kami cari saat kami menuntut ilmu runtuh dengan mudahnya ketika kami masuk dan mengurus struktur Negara yang berbanding terbalik dengan apa yang telah kami dapatkan sebelumnya ketika kami menuntut ilmu dengan segala idealis yang kami dapatkan.
            Masalah korupsi di  Indonesia memang sudah terlampau parah, bagai telah mendarah daging. Semua elemen hingga ke bagian yang terkecil sekali pun bisa ditemui kasus korupsi yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Perlu pemeriksaan berlanjut mengenai hal tersebut. Mungkin kami memang masih muda dan kami juga sering mendapat cibiran “ah! Tau apa kamu!” tapi sebenarnya kami lebih tau yang terjadi dan harus berbuat apa, namun terkadang kami seolah seperti dipasung oleh satu tali besi yang telah dipasang oleh pemerintah tangan besi yang sangat kuat dan mereka juga mempunyai masa yang sangat banyak. Korupsi berjama’ah!
            Kadang kami juga memilih untuk tidak bersuara dan menutup mulut kita sekuat mungkin demi keamanan diri kita tapi terkadang juga ketika kita melihat kembali keadaan Indonesia dan kita serapi maka pasti hati kami berbicara “hidup itu pilihan” maka itu kami lebih sering mengatakan tentang bagaimana menghargai bangsa kami, tanah air kami dengan tumpah darah pahlawan kami dahulu kala. Kadang itu menjadi satu kekuatan sendiri untuk diri kita masing-masing bagi siapa saja yang berpikir. Rasa nasionalisme yang tertanam kuat dihati sanubari sebagian besar pemuda Indonesia memang lambat laun semakin memudar tapi saya pribadi yakin bahwa rasa nasionalisme pemuda Indonesia dapat kembali utuh dengan kita bersama-sama membangun Indonesia yang telah usang kembali bangkit dengan segala pesonanya.
            Kami pemuda Indonesia ingin hari esok yang lebih baik lagi. Kami ingin meneruskan cita-cita Gajah Mada dengan sumpah palapa nya untuk dapat menyatukan nusantara, seperti halnya Ir. Soekarno yang mengindahkan kesatuan bangsa demi tercapainya tujuan Negara yang telah dirumuskan sesuai dengan ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Indonesia membutuhkan kami pemuda Indonesia, kami pun berusaha untuk terus melakukan yang terbaik dari diri kami sendiri atas segala yang kami punya untuk Indonesia. Yang kami butuhkan hanya satu perubahan dari kalangan atas Negara untuk berusaha merubah Indonesia kearah yang lebih baik. Hargai usaha kami para pemuda untuk bisa merubah Indonesia menjadi bangsa yang besar.

            Kami tak mau, semua ilmu yang kami punya untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa menjadi kotor karena lingkungan yang berbudaya korup! Kami tak ingin hal tersebut terjadi. Kami tak mau hal yang telah terjadi dimasa lampau terjadi lagi pada kami. Tak ingin jatuh ke lubang yang sama, begitulah kami. Tapi kami ingin melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia yang belum tercapai kemarin untuk hari esok yang akan kami genggam dengan apa yang kami punya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar