Tak
peduli lagi seberapa cantik alam Ibu pertiwi, dengan sawah yang terhampar luas
menghijau di setiap sudut alam, dengan riak air biru laut yang memenuhi
rindangnya pantai dan indahnya senja yang selalu setia menemani air laut nan
indah pada setiap pergantian hari. Keindahan budaya pun telah Tuhan beri pada
bangsa Indonesia. Alam yang cantik, budaya yang menawan dan sumber daya yang
melimpah. Sungguh! Anugerah yang sangat luar biasa, betapa cintanya Tuhan pada kita.
Sayangnya, kita terlalu terlena akan semua yang kita punya. Rasa ingin selalu
mendapat untung, rasa tamak dan serakah yang bersemayam dalam diri orang-orang
yang berhasil menyematkan label negara terkorup di dunia pada Indonesia.
Ironis! Permainan seni politik di Indonesia juga tak jarang diwarnai oleh
korupsi.
Sedari dulu, bangsa Indonesia memang
mengalami satu keadaan sosial, ekonomi, politik yang sering tidak stabil. Hal
tersebut dikarenakan memang Indonesia memiliki riwayat sejarah pemerintahan yang
rumit. Sejak pertama pada zaman kerajaan, kerajaan-kerajaan Indonesia runtuh
akibat perebutan kekuasaan yang menjadi satu bibit terjadinya korupsi. Sama halnya
dengan keadaan pada zaman penjajahan. Pejabat-pejabat daerah menjadi boneka
politik para penjajah demi kekuasaan dan kedudukan mereka di dalam
pemerintahan. Dan sekarang pada zaman modern, korupsi telah berkembang dengan
sangat “baik”.
Dari awal kemerdekaan, 17 Agustus
1945 seolah menjadi awal berkembangnya korupsi dengan style yang berbeda. Berbalut style modern, korupsi kembali merajalela.
Terlebih pada masa orde baru, masyarakat benar-benar apatis terhadap
terselenggaranya pemerintahan. Inilah wajah pemerintahaan Indonesia dengan
riwayat penyelenggaraan pemerintahan yang sangat mengkhawatirkan.
Yang telah berlalu biarlah berlalu.
Sejatinya, kita harus melihat sejarah agar kita tak jatuh pada lubang yang
sama. Tapi tak dapat dipungkiri jua bahwasannya jika kita melihat permainan
seni politik Bangsa Indonesia pada zaman ke zaman membuat kita bingung untuk
mensinkronkan apa yang telah menjadi kebiasaan dan idealis dari seorang
individu, hal tersebut dapat menimbulkan satu peperangan batin yang sangat luar
biasa hebatnya. Menyeimbangkan apa yang telah menjadi kewajiban dan hal yang
menjadi hak kita memang sulit. Belum lagi godaan-godaan yang siap menghampiri.
Ada juga yang menyebutkan bahwa korupsi di
Indonesia terjadi akibat mentalitas bangsa yang memang buruk hingga banyak yang
mengkampanyekan untuk memperbaiki akhlak pribadi masing-masing. Memang semua
itu bukan hal yang salah namun kurang tepat sasaran. Selain mentalitas atau
keadaan dari akhlak masing-masing individu, kebiasaan pemerintahan yang
otoriter juga mempengaruhi terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme di
Indonesia.
Kita juga tidak boleh saling
menyalahkan, namun kita juga harus bersuara demi keadilan bersama. Tak ada lagi
yang dapat bersuara jika kita terus berapatis terhadap jalannya pemerintahan.
Jangan sampai korupsi menjadi budaya di Indonesia karena Indonesia mempunyai
alam yang indah, budaya yang menawan dan beragam juga sumber daya yang
melimpah. Sejatinya, hal tersebut seharusnya menjadi satu modal besar Indonesia
untuk menjadi satu bangsa yang besar. Jika saja Indonesia dapat menjadi bangsa
yang besar, maka Negara maju di Eropa maupun di berbagai belahan dunia manapun
tidak ada yang akan berani melawan Indonesia bahkan melecehkan Indonesia.
Lihatlah pada zaman dahulu ketika
orde lama Ir. Soekarno yang menolak bantuan pihak asing dan Indonesia dapat
berdikari dengan apa yang Indonesia punya. Sebenarnya, pemuda Indonesia
sekarang merindukan keadaan Negara yang stabil, yang dihargai oleh bangsa lain
karena bagaimanapun juga Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dengan segala
anugerah tuhan yang diberi pada Indonesia. Jika saja, orang-orang tamak itu
tidak pernah ada. Mungkin Negara ini aman nyaman dan tentram dengan segala yang
dipunyai oleh Negara besar ini.
Masa depan bangsa memang ditangan
kami selaku pemuda, generasi penerus bangsa yang Indonesia harapkan. Tapi
tolong, kami butuh struktur pemerintahan yang teratur yang sesuai aturan. Kami
tak mau, idealis yang telah kami punya. Yang kami cari saat kami menuntut ilmu
runtuh dengan mudahnya ketika kami masuk dan mengurus struktur Negara yang
berbanding terbalik dengan apa yang telah kami dapatkan sebelumnya ketika kami
menuntut ilmu dengan segala idealis yang kami dapatkan.
Masalah korupsi di Indonesia memang sudah terlampau parah, bagai
telah mendarah daging. Semua elemen hingga ke bagian yang terkecil sekali pun
bisa ditemui kasus korupsi yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Perlu
pemeriksaan berlanjut mengenai hal tersebut. Mungkin kami memang masih muda dan
kami juga sering mendapat cibiran “ah! Tau apa kamu!” tapi sebenarnya kami
lebih tau yang terjadi dan harus berbuat apa, namun terkadang kami seolah
seperti dipasung oleh satu tali besi yang telah dipasang oleh pemerintah tangan
besi yang sangat kuat dan mereka juga mempunyai masa yang sangat banyak.
Korupsi berjama’ah!
Kadang kami juga memilih untuk tidak
bersuara dan menutup mulut kita sekuat mungkin demi keamanan diri kita tapi terkadang
juga ketika kita melihat kembali keadaan Indonesia dan kita serapi maka pasti
hati kami berbicara “hidup itu pilihan” maka itu kami lebih sering mengatakan
tentang bagaimana menghargai bangsa kami, tanah air kami dengan tumpah darah
pahlawan kami dahulu kala. Kadang itu menjadi satu kekuatan sendiri untuk diri
kita masing-masing bagi siapa saja yang berpikir. Rasa nasionalisme yang
tertanam kuat dihati sanubari sebagian besar pemuda Indonesia memang lambat
laun semakin memudar tapi saya pribadi yakin bahwa rasa nasionalisme pemuda
Indonesia dapat kembali utuh dengan kita bersama-sama membangun Indonesia yang
telah usang kembali bangkit dengan segala pesonanya.
Kami pemuda Indonesia ingin hari
esok yang lebih baik lagi. Kami ingin meneruskan cita-cita Gajah Mada dengan
sumpah palapa nya untuk dapat menyatukan nusantara, seperti halnya Ir. Soekarno
yang mengindahkan kesatuan bangsa demi tercapainya tujuan Negara yang telah
dirumuskan sesuai dengan ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Indonesia
membutuhkan kami pemuda Indonesia, kami pun berusaha untuk terus melakukan yang
terbaik dari diri kami sendiri atas segala yang kami punya untuk Indonesia.
Yang kami butuhkan hanya satu perubahan dari kalangan atas Negara untuk
berusaha merubah Indonesia kearah yang lebih baik. Hargai usaha kami para
pemuda untuk bisa merubah Indonesia menjadi bangsa yang besar.
Kami tak mau, semua ilmu yang kami
punya untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa menjadi kotor karena
lingkungan yang berbudaya korup! Kami tak ingin hal tersebut terjadi. Kami tak
mau hal yang telah terjadi dimasa lampau terjadi lagi pada kami. Tak ingin
jatuh ke lubang yang sama, begitulah kami. Tapi kami ingin melanjutkan
cita-cita bangsa Indonesia yang belum tercapai kemarin untuk hari esok yang
akan kami genggam dengan apa yang kami punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar